Ilustrasi Teroris (Foto: Via Duta Damai)
Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) sangat prihatin dengan peristiwa terorisme yang terjadi berturut turut selama seminggu terakhir di Indonesia. Apalagi, sasarannya bukan hanya aparatur keamanan tapi juga masyarakat yang sedang beribadah.
Ketua Presidium Indonesia Police Wacth, Neta S Pane mengatakan, rentetan aksi terorisme yang beruntun ini seolah membuat aparatur kepolisian tidak berdaya menghadapi serangan teroris."Dalam kasus teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya misalnya, kalangan intelijen sebenarnya sudah mencium adanya pergerakan dan pergeseran sekitar 57 orang yang dicurigai sebagai teroris. Mereka bergeser dari daerahnya masing masing menuju Jakarta," kata Neta, melalui rilisnya, Jakarta, Minggu (13/5).Neta menjelaskan, sejumlah teroris tersebut berasal dari Pekanbaru, Tegal, Karawang, Indramayu, Cirebon, dan Tasikmalaya. "Pergeseran ini berhasil dipantau intelijen tapi Kelompok Suki dari Cirebon belakangan berhasil menghilang dari "radar" intelijen," terangnya.Baca juga :
DPR Kutuk Keras Aksi Terorisme di Moskow Rusia
"Sayangnya pagar betis kepolisian ini kebobolan. Para teroris melakukan serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya. Sejumlah orang jadi korban," katanya.Atas insiden tersebut, lanjut Pane, IPW sangat prihatin dengan peristiwa ini dan berharap Polri segera memburu otak jaringan teroris tersebut dan menggulungnya dengan tuntas.
DPR Kutuk Keras Aksi Terorisme di Moskow Rusia
Bom Sidoarjo Bom Gereja Terorisme Bom Surabaya