Sabtu, 23/11/2024 02:40 WIB

IPW: Intelijen Mencium 57 Teroris Menuju Jakarta

Kalangan intelijen sebenarnya sudah mencium adanya pergerakan dan pergeseran sekitar 57 orang yang dicurigai sebagai teroris. Mereka bergeser dari daerahnya masing masing menuju Jakarta

Ilustrasi Teroris (Foto: Via Duta Damai)

Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) sangat prihatin dengan peristiwa terorisme yang terjadi berturut turut selama seminggu terakhir di Indonesia. Apalagi, sasarannya bukan hanya aparatur keamanan tapi juga masyarakat yang sedang beribadah.

Ketua Presidium Indonesia Police Wacth, Neta S Pane mengatakan, rentetan aksi terorisme yang beruntun ini seolah membuat aparatur kepolisian tidak berdaya menghadapi serangan teroris.

"Dalam kasus teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya misalnya, kalangan intelijen sebenarnya sudah mencium adanya pergerakan dan pergeseran sekitar 57 orang yang dicurigai sebagai teroris. Mereka bergeser dari daerahnya masing masing menuju Jakarta," kata Neta, melalui rilisnya, Jakarta, Minggu (13/5).

Neta menjelaskan, sejumlah teroris tersebut berasal dari Pekanbaru, Tegal, Karawang, Indramayu, Cirebon, dan Tasikmalaya. "Pergeseran ini berhasil dipantau intelijen tapi Kelompok Suki dari Cirebon belakangan berhasil menghilang dari "radar" intelijen," terangnya.

Namun, kata Neta, tak jelas apakah kelompok Suki yang melakukan teror di Surabaya atau tidak. Yang pasti kepolisian sudah melakukan pagar betis untuk mengantisipasi aksi kelompok teror ini.

"Sayangnya pagar betis kepolisian ini kebobolan. Para teroris melakukan serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya. Sejumlah orang jadi korban," katanya.

Atas insiden tersebut, lanjut Pane, IPW sangat prihatin dengan peristiwa ini dan berharap Polri segera memburu otak jaringan teroris tersebut dan menggulungnya dengan tuntas.

Dalam kesempatan itu, Pane berharap jajaran kepolisian di daerah maupun kalangan intelijen kepolisian meningkatkan kepekaannya. Menurutnya, deteksi dini dan antisipasi dini perlu dilakukan terus menerus.

"Kasus serangan tiga bom bunuh diri di Surabaya tak terlepas dari kelengahan jajaran Polda Jatim. Soalnya, pasca kerusuhan di Rutan Brimob kalangan intelijen sudah melihat adanya pergerakan jaringan teroris," tegasnya.

Kata Pane, pergerakan itu makin masif pada Jumat siang hingga malam hari dimana kalangan intelijen menyebutkan adanya 57 anggota teroris dari enam daerah bergeser, terutama ke ibukota Jakarta.

"Beberapa di antaranya berhasil diciduk di wilayah Polda Metro Jaya. Sayangnya Polda Jatim kebobolan dan para teroris beraksi di tiga gereja. Menyerang masyarakat yang sedang beribadah," kata Pane.

Kasus serangan bom bunuh diri di Surabaya inipun menambah daftar panjang peristiwa teror di tanah air yang otomatis membuat masyarakat makin cemas, apalagi sebentar lagi masyarakat akan memasuki bulan Ramdhan.

"Untuk itu Polri harus segera menangkap dan mengungkap otak pelaku serangan teror ini agar masyarakat bisa tenang saat melaksanakan ibadah Ramadhan," tuturnya.

KEYWORD :

Bom Sidoarjo Bom Gereja Terorisme Bom Surabaya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :