Menristekdikti Mohamad Nasir di hadapan mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar
Jakarta – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir akan memanggil seluruh rektor dan direktur perguruan tinggi negeri (PTN) se-Indonesia, pada Rabu, 16 Mei 2018 mendatang ke Jakarta.
Pertemuan itu akan membahas persoalan intoleransi dan radikalisme yang saat ini masih banyak berkembang di lingkungan kampus negeri.
“Besok (Rabu, Red) saya akan mengumpulkan rektor PTN. Akan kami sampaikan kepada para rektor bahwa mereka harus melakukan monitoring di perguruan tinggi masing-masing,” ujar Menteri Nasir saat menghadiri ‘Diskusi Nasional Menuju World Class University dan World Class Institute melalui World Class Research’, Senin (14/5) di Jakarta.
Tidak hanya mahasiswa, kata Menristekdikti, dalam rangka pengawasan terhadap benih-benih radikalisme di kampus, dosen pun harus diawasi oleh para pimpinan perguruan tinggi selaku penanggung jawab.
Sebab jika kelak masih ditemui adanya praktik radikalisme dan intoleransi di kampus yang dilakukan baik oleh mahasiswa maupun dosen, Nasir berjanji akan memberikan sanksi kepada rektor.
“Tolong dimonitori kegiatan kampus. Baik yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa, yang ditengarai akan terjadi intoleransi dan radikalisme. Karena sanksinya nanti akan saya berikan ke rektor,” tegas Nasir.
Dalam kesempatan tersebut Nasir sekaligus meyakinkan bahwa kampus harus menjadi pintu utama penangkalan radikalisme.
"Kita berempati terhadap kejadian pemboman di Surabaya, bahwa setiap kampus harus menjadi gerbang utama penangkalan radikalisme. Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apapun. Oleh karena itu saya minta para pimpinan perguruan tinggi bila menemukan indikasi terjadi intoleransi dan radikalisme, segera selesaikan dan bina. Kalau sudah diduga dan terbukti ada dosen dan mahasiswa yang melenceng ke arah terorisme, laporkan segera ke kepolisian," tegas Nasir.
KEYWORD :Terorisme Radikalisme Kemristekdikti Pendidikan