Menristekdikti Muhammad Nasir
Jakarta – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mencopot satu dekan dan dua ketua program studi asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Ketiganya diduga kuat menyebarkan virus radikalisme di lingkungan kampus.
“Dekan ITS sudah diberhentikan. Ketua program juga sudah diberhentikan. Saya sudah minta ke rektornya,” kata Nasir di Jakarta, Senin (14/5) malam.
Menristekdikti mengatakan, untuk mengantisipasi hal serupa terjadi lagi di kemudian hari, pemerintah menutut supaya para rektor memantau aktivitas dosen dan mahasiswanya masing-masing.
Bila masih ditemukan tindak intoleransi dan radikalisme di kemudian hari, rektor terancam sanksi. Sementara sanksi untuk dosen yang tersangkut kasus radikalisme bisa berujung pemecatan, seperti yang diberlakukan kepada tiga dosen ITS tersebut.
“Rektor, direktur, dan ketua tolong dimonitor semua kegiatan kampus. Baik yang dilakukan oleh dosen, maupun mahasiswa yang ditengarai akan terjadi intoleransi dan radikalisme. Harus kita pantau dan jaga,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Nasir sekaligus meyakinkan bahwa kampus harus menjadi pintu utama penangkalan radikalisme. Sehingga, bila ada dugaan dan bukti dosen atau mahasiswa yang melenceng ke arah terorisme, harus segera dilaporkan ke kepolisian.
“Besok (Rabu, Red) saya akan mengumpulkan rektor PTN. Akan kami sampaikan kepada para rektor bahwa mereka harus melakukan monitoring di perguruan tinggi masing-masing,” ujar Menteri Nasir.
Pendidikan Radikalisme ITS Kemristekdikti