Suasana Gedung Bulog di Tulang Bawang, Lampung, Kamis (3/5).
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan tidak alasan untuk impor. Mengingat stok komoditas untuk beras pada Mei dan Juni surplus. Itu disampaikan Kepala Food Station, Arief Prasetyo, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Rabu (16/5).
"Kebutuhan beras dari Mei-Juni 2018 mencapai 5,3 juta ton sedangkan produksinya 8,1 juta ton. Dengan kata lain, terjadi surplus beras sebanyak 2,8 juta ton," terang Arief ke awak media.
Sementara itu, kata Arief, pasokan dan distribusi beras di Pasar Induk Beras Cipinan (PIBC), terpantau melebihi pasokan normal, rata-rata, 3500 hingga 4000 ton, setiap hari. Dari pantauan jurnas.com di laman foodstation, stok beras di PIBC per Rabu (16/5) hari ini sekira 40,302 ton.
Jumlah beras tersebut, lanjut Arief, murni dari Produksi Nasional, yang berasal dari, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Lampung. Belum lagi penen hinggga saat ini masih terus berlangsung.
"Jadi tak ada alasan impor. Kalau impor mau dikemanakan berasnya," tegas Arief.
Untuk diketahui, sebelumnya, laman The Voice Of Vietnam Online (vov.vn), menyebutkan bahwa Perum Bulog telah menandatangani kontrak untuk melakukan pembelian beras sebanyak 300.000 ribu ton dari Vietnam dan 200.000 dari Thailand. Disebukan importasi tersebut merupakan yang kali ketiga sejak 2018.
Chairman Asosiasi Makanan Vietnam (VFA) Nguyen Ngoc Nam membenarkan laporan itu. Nguyen menyatakan, Perum Bulog telah mengundang The Vietnam Northern Food Corporation dan The Vietnam Southern Food Corporation untuk menyuplai beras itu. Kontrak tesebut akan direalisasikan pada periode April hingga Juli 2018.
Kementan beras impor Food Station Arief Prasetyo