Seorang demonstran Palestina menggunakan raket untuk mengembalikan tabung gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel selama protes menuntut hak untuk kembali ke tanah air mereka di perbatasan Israel-Gaza di Jalur Gaza selatan (Foto: REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa
Ankar - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengecam "kevakuman" internasional atas pembantaian yang dilakukan oleh Israel terhadap puluhan orang Palestina di perbatasan Gaza.
"Jika kita vakum pada tirani Israel yang terus berlanjut, dunia akan dengan cepat terseret ke dalam kekacauan di mana bandit berlaku," kata Erdogan saat makan malam di Ankara, dikutip dari Arab News, Rabu (17/5).
Pada Senin, pasukan Israel menewaskan 60 warga Palestina selama protes berlanjut di jalur Gaza. Aksi unjuk rasa tersebut tepat Amerika Serikat (AS) secara resmi memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dari Tel Aviv.
Pengadilan Militer Israel Perpanjang Tahanan Rumah bagi Tentara yang Dituduh Melecehkan Tahanan Palestina
Sebagai pendukung kuat aksi perdamaian di Timur Tengah, termasuk salah satunya di Palestina, Erdogan pada Selasa menuduh Israel "teror negara" dan "genosida" atas pembataian tersebut.
Kemudian pada Rabu, Erdogan juga mengatakan pertumpahan darah Gaza menunjukkan "Perserikatan Bangsa-Bangsa telah runtuh."
AS Desak Proposal Gencatan Senjata Diterima, Hamas Khawatirkan Tuntutan Pasukan Israel Tetap di Gaza
Turki telah menarik duta besarnya di Tel Aviv, dan meminta duta besar Israel untuk pergi dari wilayahnya pada jangka waktu yang tidak ditentukan. Itu merupakan pembalasan setelah Israel, memintan konsulat Turki di Yerusalem keluar dari kawasannya.
Sekedar tahu, Pemimpin Turki itu pada Jumat pekan ini akan menyelenggarakan pertemuan puncak badan utama pan-Islam, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul.
Israel Palestina Amerika Serikat Turki