Sabtu, 23/11/2024 04:34 WIB

Fahri: Indonesia Melawan Sakit Jiwa Kalian

Aksi teror bom bunuh diri di Surabaya yang dilakukan oleh sekelompok keluarga dinilai sebagai tindakan konyol dan sakit jiwa. Sebab, para pelaku teroris rela mengorbankan nyawa keluarga demi kepentingan yang sesat.

Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah saat menyampaikan orasi dihadapan ribuan buruh pada May Day, di depan Gedung DPR

Jakarta - Aksi teror bom bunuh diri di Surabaya yang dilakukan oleh sekelompok keluarga dinilai sebagai tindakan konyol dan sakit jiwa. Sebab, para pelaku teroris rela mengorbankan nyawa keluarga demi kepentingan yang sesat.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, sejumlah aksi teror tersebut tindakan orang gila yang rela menjual nayawa keluarga dan bangsa sendiri demi melayani birahi para penggiat perang yang mendapatkan keuntungan rupiah dan dolar dari tumpahnya darah.

"Orang yang lebih gila nya itu ada di pucuk pimpinan mereka, yang memerintahkan perang, dan menyiapkan regulasi bagi peperangan. Ada juga yang menjadi robot yang menyiapkan diri untuk kematian yang konyol. Siapa yang salah? Yang penting kita jangan jadi korban," kata Fahri dalam pesan singkatnya yang diterima wartawan, Rabu (16/5).

Fahri menegaskan, bangsa Indonesia tidak akan pernah gentar dalam menghadapi aksi para pelaku terorisme tersebut. Menurutnya, Indonesia adalah bangsa yang memandatkan ikut serta dalam perdamaian dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

"Maka dari itu, Indonesia bukan tempat para orang gila (sakit jiwa) atau orang-orang gagal yang ingin selalu mencari alasan mencipta kehancuran, tapi membangun pencitraan. Indonesia akan melawan sakit jiwa kalian," tegasnya.

Kata Fahri, pikiran itu adalah dari para pendiri bangsa Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan tempat benih kebaikan agama dan negara dipersatukan, tempat timur dan barat bercumbu menemukan cintanya yang sejati.

"Minggir lah yang tak sanggup. Amanah ini berat. Biarkan yang lain yang punya pikiran dan yang sanggup memikul beban. Ada yang ingin mengalihkan perhatian. Kegagalan negara ingin dikompensasi dengan perang. Akal sehat kita berkata tidak!" cetusnya.

"Kita punya jalan sendiri, akal sehat kita dan jiwa kita yang tenang. Bahwa kita punya jalan kehidupan. Amanah ini harus menjadi visi peradaban Pancasila kita. Menuju dunia yang damai dan tenang. Maka kita menolak meregulasi perang. Kita meregulasi kehidupan," tambah Fahri lagi,

Bahkan, sambung politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, Indonesia ini bukan saja tidak boleh jadi korban, tetapi harus menjadi penemu jalan baru bagi perdamaian dan dunia yang aman, yang hakiki. Maka, rakyat Indonesia tidak boleh ikutan, apalagi mengikuti jejak kebodohan dan kekalahan.

"Kita punya jalan sendiri. Bismillah, ini harapan menjelang Ramadhan. Tapi jika kalian tetap ingin menulis dalam aturan bahwa agama dan simbolnya adalah perkakas perang, maka aku akan melawan. Aku berdoa agar Tuhan membuat perhitungan dengan kalian. Semoga Ramadhan mendatangkan kesadaran," pungkasnya.

KEYWORD :

Bom Sidoarjo Bom Gereja Terorisme Bom Surabaya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :