Ilustrasi dialog Amerika Serikat (R) dan Korea Utara (Foto: Yonhap)
Jakarta – Kurang dari satu bulan, Amerika Serikat dan Korea Utara akan membuat pertemuan bersejarah di Singapura. Setelah bersitegang dalam beberapa dekade terakhir, untuk kali pertama, Korut dan AS akan duduk satu meja membahas persoalan denuklirisasi.
Tentu hal ini menjadi harapan semua pihak. Mengingat AS dan Korut kerap saling melempar ancaman dalam beberapa tahun terakhir.
Terakhir kali, Korut sempat mengatakan bahwa rudal bertenaga nuklir miliknya, sanggup mencapai dataran AS, bila Paman Sam tak menghentikan propaganda militernya.
Dilansir dari BBC, AS dan Korut diprediksi sulit menyatukan pandangan soal denuklirisasi. Pasalnya, kedua negara tersebut memiliki pandangan yang berbeda dalam hal ini.
Pertama, denuklirisasi dalam gagasan Presiden Donald Trump ialah Korut menyingkirkan seluruh senjata nuklirnya, dan memberikan senjata nuklir itu ke negara-negara lain.
“Artinya, Korut harus menghancurkan seluruh fasilitas nuklir yang ada di negaranya,” tulis BBC.
Selanjutnya, saat terjadi serah terima nuklir dengan negara lain, dunia internasional harus memastikan Korut tidak menyimpan sisa senjata nuklirnya.
Untuk melakukan pemeriksaan itu, Korut harus mengizinkan pemeriksa internasional masuk. Dan dengan upaya itu, AS dapat memastikan sanksi Korut dicabut.
Akan tetapi gagasan seperti tampaknya tak akan disetujui Korut. Menengok beberapa tahun silam, Libya di bawah rezim Muammar Gadaffi berubah hancur-lebur setelah menyerahkan nuklirnya ke AS. Nah, Korut tak mau menjadi korban AS selanjutnya.
Korut meyakini bahwa untuk bertahan di tengah kondisi geopolitik yang tidak menentu, mereka harus mempertahankan senjata nuklir.
Sehingga, jika Korut akhirnya nanti menyerahkan senjata nuklir, Kim Jong-un akan meminta AS terlebih dahulu menarik seluruh pasukannya dari Semenanjung Korea.
“AS juga harus berjanji tidak menggunakan senjata nuklir itu untuk mempertahankan Korea Selatan. Serta menuntut pencabutan sanksi saat itu (pertemuan) juga,” tambah BBC.
Kunjungi laman asli berbahasa Inggris di sini
KEYWORD :Amerika Serikat Korea Utara Nuklir