Presiden Turki Tayyip Erdogan (Foto: Gulftoday)
Ankara - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengecam seluruh dunia karena gagal melindungi Palestina atas pembantaian Israel di Jalur Gaza.
Berbicara dalam demonstrasi massa mendukung Palestina di Lapangan Yenikapi, Istanbul, Erdogan berterima kasih kepada rakyat Palestina yang sedang mengemban tugas melindungi martabat umat manusia dan Muslim.
Erdogan mengatakan Yerusalem bukan hanya sebuah kota, tapi juga simbol, ujian, dan kiblat.
"Kalau kita tak bisa melindungi kiblat pertama kita, maka kita tak akan bisa melihat masa depan kiblat terakhir kita dengan aman. Jika perlu berbicara terang-terangan, Dunia Islam telah tinggal kelas dalam menghadapi ujian Al-Quds ini. Tak hanya dunia Islam, tetapi seluruh umat manusia telah tertinggal dalam ujian ini," kata Erdogan.
Selain Erdogan, Ketua Parlemen Ismail Kahraman, Perdana Menteri Binali Yildirim, Ketua Partai Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahceli, Ketua Partai Persatuan Raya (BBP) Mustafa Destici, Perdana Menteri Palestina Rami al-Hamdallah, Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad Al Thani, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Raja Yordania Abdullah II juga hadir dalam aksi ini.
Sekitar 20.100 petugas polisi dikerahkan ke lapangan, 5.200 orang berjaga-jaga di sejumlah hotel dan jalan raya, sementara 14.900 lainnya bertugas di lokasi aksi.
Selain itu, empat helikopter polisi, empat perahu dan 160 kendaraan bersenjata juga dikerahkan. Kemudian, secara terpisah, bendera Turki dan Palestina didistribusikan kepada kerumunan massa.
Pada Senin malam, sedikitnya 62 warga Palestina tewas dan lebih dari 3.000 lainnya luka-luka di Gaza setelah pasukan Israel menembaki para demonstran yang memprotes peringatan 70 tahun berdirinya Israel dan memprotes peresmian Kedutaan Besar Amerika Seriakat (AS) di Yerusalem.
Sejak awal aksi unjuk rasa di Gaza pada 30 Maret, sudah lebih dari 100 demonstran Palestina tewas akibat tembakan tentara Israel.
Pekan lalu, pemerintahan Israel mengatakan bahwa protes yang berlangsung merupakan "perang" sehingga hukum-hukum kemanusiaan internasional tak berlaku.(aa)
KEYWORD :Turki Palestina Israel Amerika Serikat