Suasana Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menjelang pemungutan suara, di markas PBB, New York, Rabu, 21 Desember 2017 (Foto: VOA)
Jakarta - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan akan memulai penyelidikan kejahatan perang terhadap pembunuhan puluhan warga Palestina oleh tentara Israel pada demonstrasi massa di Gaza minggu ini.
Dalam 29-2 suara, dengan 14 abstain, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi setuju mengirim komisi penyelidikan untuk memberikan rekomendasi untuk melindungi warga sipil terhadap serangan lebih lanjut di Gaza.
Australia dan Amerika Serikat menentang rekomendasi itu, dan Jerman dan Inggris termasuk di antara yang abstain.
Resolusi itu menyerukan agar komisi internasional independen untuk penyelidikan diorganisasi dan menghasilkan laporan akhir.
Pasukan militer Israel menggunakan amunisi langsung untuk menundukkan demonstrasi sekitar 10.000 pemrotes pada hari kemerdekaan Israel, yang dianggap sebagai "Hari Nakba" atau hari malapetaka oleh orang Palestina. Ini bertepatan dengan hari Amerika Serikat meluncurkan kedutaan di Yerusalem.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 59 demonstran tewas dan 2.700 lainnya luka-luka. Demonstrasi mengakhiri serangkaian tujuh minggu protes mingguan di perbatasan, di mana lebih dari 100 orang tewas.
Tidak ada korban jiwa dan beberapa cedera dilaporkan di pihak Israel.
"Ada sedikit bukti dari setiap upaya untuk meminimalkan korban pada Senin," kata kepala UNHRC Zeid Ra`ad al-Hussein pada sesi khusus di Swiss Jumat.
Dia mencatat bahwa Palestina membakar layang-layang, ketapel dan bom bensin improvisasi dipenuhi oleh tembakan langsung militer Israel.
"Kontradiksi yang sangat tajam dalam korban di kedua belah pihak menunjukkan respon yang sangat tidak proporsional. Tidak ada yang dibuat lebih aman oleh peristiwa mengerikan minggu lalu."
Israel mengutuk resolusi itu, dengan mengatakan itu tidak menyebutkan Hamas, yang diyakini bertanggung jawab atas demonstrasi.
Duta Besar UNHRC Palestina Ibrahim Khraishi menyebut demonstrasi itu sebagai hak mutlak warga Palestina.
"Israel dan para pendukungnya telah memberi kesan bahwa Palestina menduduki Israel. Berapa lama lelucon ini akan berlanjut? Kami telah mengatakan kami ingin perdamaian dan dunia setuju dengan kami bahwa harus ada solusi dua negara. Tetapi Israel menolak itu," tegas Ibrahim.
Perwakilan dari negara-negara yang abstain umumnya menyetujui penyelidikan, tetapi menyebut resolusi itu bias terhadap Israel.
"Resolusi itu satu sisi, dan tidak memajukan prospek untuk penyelesaian damai yang dirundingkan untuk konflik ini," kata sebuah pernyataan dari delegasi Kanada.
"Resolusi ini juga mengasingkan Israel, tanpa referensi kepada aktor lain. Kami mengharapkan semua pihak untuk menegakkan hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia, dan ini tidak tercermin dalam resolusi."
KEYWORD :PBB Gaza Israel Palestina