Sabtu, 21/12/2024 20:24 WIB

Eks Napi Teroris Kritik Program Deradikalisi BNPT

Menurut Yudi, orang yang bisa masuk pada terduga teroris itu adalah mantan teroris yang sudah sadar.

Bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya

Jakarta - Program deradikalisi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dikritik mantan narapidana teroris, Yudi Zulfachri. Sebab, ‎program deradikalisasi yang ada tidak menyentuh aspek penghapusan ideologi terduga teroris.

Demikian disampaikan Yudi dalam diskusi bertajuk `Never Ending Terorist` di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5/2018).‎ Padahal, kata Yudi, berdasarkan pengalamannya, aspek ideologi merupakan yang paling penting dari seorang yang terduga teroris.

"Kesaksian saya soal program ini, meskipun ada pihak yang tidak enak, mohon maaf, deradikalisi yang saya lihat dan saksikan itu lebih banyak pada bantuan wirausaha dan lain-lain, tapi ideologi tidak pernah disentuh," ungkap Yudi.

Diakui Yudi, ada beberapa pihak yang tidak sanggup menangkal aspek ideologi. Namun, kata Yudi, ‎apabila ingin menyentuh aspek ideologi para terduga teroris, maka harus orang yang dianggap tidak menjadi musuh dari terduga teroris tersebut.

"Semua pihak yang dianggap musuh (teroris) tidak akan didengar. Jadi harus orang yang sama (pemahaman) dengan dia. Tidak dianggap musuh oleh mereka," ujar dia.

Menurut Yudi, orang yang bisa masuk pada terduga teroris itu adalah mantan teroris yang sudah sadar. "Padahal salah satunya Bisa melibatkan mantan terorisme yang sudah sadar dalam deradikalisasi," ujar dia.

Akibat ideologi teroris, Yudi yang merupakan lulusan STPDN keluar dari PNS mengaku tobat dan kembali normal dari pemahanan teroris.

Itu terjadi setelah diberi pemahaman oleh ulama bernama Ali Imron. Menurut Yudi, peran ulama dan ormas Islam dalam deradikalisasi atau menangkal paham teroris sangat penting.

"Pelibatan Ormas Islam perlu disini," tandas Yudi.‎

KEYWORD :

Teroris Deradikalisasi BNPT




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :