Ilustrasi Lebah (foto: upi.com)
Ljubljana - Badan Makanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa menyerukan aksi global untuk melindungi hewan penyerbuk, terutama lebah. Hal itu dinilai penting untuk memastikan ketahanan pangan dunia.
"Tidak mungkin kita memiliki ketahanan pangan bila tidak memiliki hewan penyerbuk," ujar Kepala Badan Pangan dan Pertanian PBB Jose Graziano da Silva, saat mengisi konferensi di Slovenia, menjelang Hari Lebah Dunia yang pertama.
Dilansir dari Phys, Jose mengatakan bahwa penyerbuk seperti lebah, burung, kelelawar, kupu-kupu, dan kumbang bertanggung jawab atas sebagian besar tanaman dan makanan yang dikonsumsi oleh manusia sehari-hari.
Sementara penggunaan pestisida dan perambahan hutan untuk perluasan pertanian, dinilai telah menyusutkan populasi hewan penyerbuk tersebut.
"Dunia perlu mencari cara untuk meningkatkan, melestarikan keanekaragaman hayati," terangnya.
Untuk menekankan pentingnya masalah ini, PBB sepakat menetapkan 20 Mei sebagai Hari Lebah Dunia. Alasannya, karena tanggal tersebut bertepatan dengan ulang tahun Anton Jansa (1734-1773), seorang pelopor perlebahan modern asal Slovenia.
Dalam disiplin sains, lebah membantu penyerbukan 90 persen tanaman dunia. Namun sayang, dalam beberapa tahun terakhir, banyak lebah mati karena gangguan pemangsa koloni misterius yang merupakan dampak dari penggunaan pestisida.
Bahkan dalam catatan PBB, 40 persen penyerbuk invertebrata (tak bertulang belakang), terutama lebah dan kupu-kupu, kini berisiko mengalami kepunahan global.
Bulan lalu, negara-negara Uni Eropa melarang penggunaan tiga pestisida jenis neonicotinoid. Pestisida itu hanya diizinkan bila digunakan dalam rumah kaca tertutup, dan sudah dipastikan tidak menyebar ke lingkungan luar.
KEYWORD :Lebah Sains PBB Uni Eropa Lingkungan