Ilustrasi Hujan
Kolombo – Cuaca ekstrim di Sri Langka mulai makan korban. Tiga orang tewas dan lebih dari 8.000 orang terdampak hujan lebat dan angin kencang yang menerpa seluruh Sri Lanka sejak Sabtu (19/5).
Atas kejadian tersebut, para pejabat penanganan bencana disiapkan guna melakukan pengungsian yang mungkin dilakukan.
Tiga orang yang tewas konon disebabkan oleh petir, dilaporkan dari Kabupaten Trincomalee Timur dan di perbukitan daratan rendah di bagian tengah negeri itu, Badulla, kata Pusat Penanganan Bencana (DMC) pada Ahad (20/5).
Tak kurang dari 252 orang telah diungsikan ke tempat yang lebih aman sejak akhir pekan lalu, sementara lebih dari 200 rumah mengalami kerusakan sebagian atau seluruhnya akibat cuaca ekstrem.
Juru Bicara DMC Pradeep Kodippili mengatakan kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi-- hujan lebat dengan curah hujan lebih dari 100 milimeter sudah mengguyur seluruh beberapa bagian tengah dan selatan negeri tersebut.
"Jika hujan berlanjut, permukaan air di tiga sungai utama di negeri ini akan melewati tanggul, sehingga air merendam daerah di dekatnya," katanya.
Ia menambahkan rakyat diminta siaga terhadap bencana semacam itu dan mesti siap untuk diungsikan.
Dia juga mengatakan warga diminta untuk tetap siaga terhadap tanah longsor dan batu yang berjatuhan di perbukitan di bagian tengah negeri itu akibat hujan lebat.
Sri Lanka menghadap musim hujan tahunan di bagian barat-dayanya, sementara Departemen Meteorologi di dalam laporan-cuaca terkininya memperingatkan hujan lebat masih mengguyur beberapa kabupaten di seluruh negeri tersebut dalam beberapa hari ke depan.
"Kondisi musim hujan Baratdaya makin kuat di pulau ini. Hujan sangat lebat, sebanyak 150 milimeter, diperkirakan turun di beberapa daerah di Provinsi Sabragamuwa, sementara hujan lebat dengan curah hujan di atas 100 milimeter diperkirakan mengguyur beberapa tempat, terutama di Provinsi Barat Tengah dan Uva dan di Kabupaten Matara serta Galle," kata laporan-cuaca terkini.
Departemen Meteorologi Sri Lanka juga memperingatkan masyarakat agar ekstra hati-hati guna memperkecil kerugian akibat sambaran petir.
Lebih dari 200 orang tewas dan 78 orang lagi hilang ketika musim hujan Baratdaya mengakibatkan banjir parah dan tanah longsor di seluruh Sri Lanka tahun lalu. (Ant)
KEYWORD :Sri Langka Lingkungan Cuaca