Presiden Venezuela, Nicolas Maduro (foto: UPI)
Jakarta - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan pada Selasa (22/05) bahwa dia mengusir dua diplomat Amerika Serikat sebagai tanggapan terhadap sanksi AS.
Adapun dua diplomat tersebut yaitu Todd Robinson dan Konsul Jenderal Brian Naranjo. Maduro bahkan memberi mereka waktu 48 jam untuk meninggalkan Venezuela. Keduanya diklaim bersekongkol melawan Venezuela.
"Kami akan memberikan bukti kepada negara dari konspirasi militer, ekonomi dan politik dari kedutaan besar. Cukup banyak persekongkolan. Rasanya mustahil untuk memiliki hubungan yang terhormat dengan pemerintah AS," kata Maduro dilansir UPI.
Demokrat Waspadai Kehadiran Kelompok pro-Palestina yang Tuntut Embargo Senjata dalam Konvensi
Keputusan itu mengikuti sanksi yang dikeluarkan AS terhadap Venezuela karena memegang apa yang dianggap sebagai pemilihan palsu, di mana Maduro memenangkan satu periode lagi sebagai presiden.
Presiden AS Donald Trump memblokir perusahaan AS atau warga negara dari membeli utang dari pemerintah Venezuela, termasuk perusahaan minyak milik negara Petroleos de Venezuela SA.
"Saya katakan kepada pemerintah Donald Trump, saya katakan kepada pemerintah Ku Klux Klan," kata Maduro.
"Saya katakan, tidak dengan sanksi, tidak dengan ancaman, Anda tidak menghentikan pemilihan. Pemilihan terjadi. Dan mereka berhasil. Venezuela adalah korban dari ancaman yang tidak pernah terlihat sebelumnya," tambahnya.
Maduro terpilih untuk masa jabatan enam tahun kedua sebagai presiden Venezuela pada hari Minggu, memenangkan 68 persen suara.
Negara ini telah menghadapi hiper-inflasi dan kekurangan pangan serta beberapa sanksi dari Amerika Serikat, termasuk menutup langkah-langkah perusahaan Florida Selatan yang memiliki hubungan dengan Venezuela yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan AS pada Jumat.
KEYWORD :Venezuela Amerika Trump