Presiden Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di sela-sela pertemuan SCO (Foto: Xinhua)
Jakarta - Wakil Presiden China Wang Qishan tiba di Rusia Kamis untuk memulai kunjungan asing pertamanya setelah menjabat, di mana ia dijadwalkan untuk menghadiri Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg ke-22 (SPIEF) dan bertemu dengan para pemimpin Rusia untuk membahas hubungan bilateral dan isu-isu yang menjadi perhatian bersama.
Para ahli ekonom menilai ketika interaksi antara China dan Rusia semakin sering dan membuahkan hasil, kedua negara pasti akan terus mendapatkan momentum dalam memperkuat hubungan bilateral, yang membuka jalan untuk meningkatkan perdagangan dan kerjasama ekonomi mereka.
Karena kepercayaan politik yang kuat, kemitraan strategis komprehensif yang lebih kuat antara Cina dan Rusia telah muncul dalam beberapa tahun terakhir.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Menurut data resmi terbaru, China tetap menjadi mitra dagang terbesar Rusia selama delapan tahun berturut-turut, dengan volume perdagangan bilateral pada 2017 naik 20,8 persen menjadi 84,07 miliar dolar AS, dan angka tersebut diperkirakan akan melebihi 100 miliar pada 2018.
"Ada perbaikan dan pengembangan tertentu dari struktur perputaran perdagangan. Dalam jangka panjang, tujuan 200 miliar dolar akan tercapai," kata Sergei Uyanayev, wakil direktur Institut Studi Timur Jauh di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia .
Pengembangan lebih lanjut dari kerja sama ekonomi bilateral di bidang-bidang tradisional, terutama di sektor energi, berbicara dalam mendukung skenario seperti itu. Tahap kedua dari pabrik gas alam cair (LNG) Yamal diharapkan akan diluncurkan tahun ini, dan transportasi gas Rusia sepanjang cabang timur dari pipa gas "Power of Siberia" akan dimulai pada 2019, bersama dengan perluasan pipa minyak Skovorodino-Daqing.
Kedua pihak juga aktif melaksanakan proyek-proyek strategis utama dalam energi nuklir, infrastruktur dan kedirgantaraan, sementara kerjasama di bidang-bidang seperti keuangan, pertanian, sains dan teknologi, inovasi dan listrik lintas batas juga telah berkembang pesat.
Selain itu, berbagai perjanjian telah dicapai oleh kedua negara untuk bersama-sama mengembangkan kawasan Arktik dan Timur Jauh, yang juga akan merangsang kerjasama regional.
"China dianggap (oleh Rusia) sebagai mitra bisnis yang paling dapat diandalkan dan masuk akal," kata Alexey Maslov, kepala Departemen Studi Oriental di Universitas Riset Ekonomi Sekolah Tinggi Rusia.
KEYWORD :China Rusia Hubungan Bilateral