Para bule melayani pembeli di takjil impor
Jakarta - Berburu takjil sudah menjadi salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia ketika menjelang berbuka puasa. Berbagai pilihan menu ramai disediakan oleh para penjual mulai dari santapan manis, pedas, dan yang menu paling disukai oleh masyarakat Indonesia adalah gorengan.
Gorengan memiliki rasa yang enak dan gurih dengan harganya yang cukup terjangkau. Banyaknya pedagang gorengan di berbagai tempat, seperti di pinggir jalan, toko dan pasar yang menunjukkan animo tinggi masyarakat pada gorengan.
Namun terjadi hal yang tidak biasa di daerah Jalan Panjang, Rawamangun dan Bendungan Hilir, masyarakat terlihat sangat tertarik dan mengerumuni pedagang takjil di area tersebut.
Ternyata penjaja gorengan yang terlihat renyah dan menggoda adalah orang asing berparas menawan alias bule cantik dan ganteng yang dinamakan Takjil Impor 2018. Dengan suara merdu yang cukup keras dari penjual yang berpenampilan kece dan sangat tidak biasa sangat menarik perhatian masyarakat sekitar.
Acara tersebut menjadi tahun kedua diadakan, di tahun sebelumnya Takjil Impor pernah diadakan di pasar Rawamangun. Karena melihat antusias para pembeli yang cukup tinggi maka di tahun ini kembali diselenggarakan di tiga tempat selama tiga minggu berturut-turut.
Menurut Ami salah satu penjual Takjil Impor asal Persia saat bulan puasa seperti sekarang ini, gorengan menjadi menu berbuka yang banyak dicari oleh pembeli karena memiliki rasa gurih lezat.
"Berjualan menu berbuka juga menjadi pilihan yang tepat bagi saya karena tradisi masyarakat Indonesia sebelum berbuka adalah ngabuburit sambil mencari menu berbuka. Tapi saya menggunakan cara yang unik yaitu berjualan," ujar Ami, di Jakarta, Jumat (1/6).
Jenis takjil yang tersedia sangat beragam seperti tahu isi, pastel, lumpia, risoles, bakwan jagung, tempe mendoan, peyek udang, combro, martabak telur, pisang goreng, kolak dan es buah.
Hal yang membedakan dengan penjual takjil lainnya, ternyata dalam proses penggorengan, Ami memilih bahan-bahan yang berkualitas, terutama dalam penggunaan minyak goreng, ia memilih Sunco dikit nempel di makanan.
Karena dalam produksinya, Sunco melalui 5 tahapan proses sempurna agar menghasilkan minyak yang bening, tidak mudah beku dan karakternya seperti air, sehingga lebih mudah mengalir ketika ditiriskan.
Lebih dari itu, Takjil Impor2018 yang diadakan minyak goreng Sunco sebagai wujud edukasi kepada seluruh konsumen untuk lebih hidup bijak dengan menggunakan minyak goreng dikiiiitt nempel di makanan.
“Saya pede dengan berjualan karena selalu habis, terutama gorengan yang sold out lebih dulu karena rasanya enak, gurih dan renyah. Bisa dipastikan gorengan yang saya sediakan menggunakan bahan yang berkualitas karena minyak goreng tersebut dikiiitt nempel di makanan,” lanjut Ami.
“Minggu kemarin, tanggal 25 & 26 Mei 2018 di Jalan Panjang adalah lokasi pertama, lokasi kedua sekarang di Pasar Rawamangun. Kami juga akan berkeliling ke 1 lokasi lainnya tanggal 7 & 8 Juni 2018 di Bendungan Hilir. Nantikan kami dan gorengan renyah dengan SUNCO minyak goreng yang dikiiitt nempel di makanan ya,” tambah Melanie, pedagang asal Jerman.
Harga gorengan di Takjil Impor ini bisa dikategorikan sangat terjangkau dengan kisaran Rp. 2.000,- hingga Rp. 5.000,- artinya setara dengan harga dari pedagang lain, maka tak heran banyak pembeli yang mengerumuni.
“Saya tertarik beli gorengan di sini karena banyak yang sudah beli dan bilang enak, pedagangnya beda dari yang lain, cuma di sini yang ada bule-bule ganteng dan cantik. Waktu coba gorengannya saat berbuka ternyata enak dan crispy,” sahut Diva, salah satu pembeli gorengan.
KEYWORD :Takjil impor Ramadan