Kepala BPIP Yudi Latif
Jakarta – “Terima kasih, mohon pamit,” demikian bunyi kalimat yang mengawali surat Yudi Latif yang diunggah ke akun Facebook miliknya, pada Jumat (8/6) pagi. Pria yang menjabat sebagai kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sejak Juni tahun lalu itu, tiba-tiba mengundurkan diri.
Membuka isi suratnya, Yudi Latif mengungkapkan berbagai kendala yang dia temui saat menjabat sebagai Kepala BPIP.
Pasca dilantik pada 7 Juni 2017, BPIP yang dulu bernama UKP-PIP (Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasil), baru memiliki tiga orang deputi pada awalnya. Sebab tahun anggaran 2017 sudah berjalan, BPIP harus menggunakan sumber pembiayaan lewat ABPNP yang menginduk ke Sekretaris Kabinet.
Diajukan Juli 2017, anggaran untuk BPIP baru cair November 2017. Artinya, lembaga ini memiliki waktu satu bulan untuk menggunakan anggaran negara, sebelum berakhir pada 15 Desember 2017.
“Praktis, kami hanya punya waktu satu bulan untuk menggunakan anggaran negara. Adapun anggaran untuk tahun 2018, sampai saat ini belum turun,” tutur Yudi.
Selain mengeluhkan anggaran, BPIP menurut Yudi juga tak memiliki kewenangan untuk mengeksekusi program secara langsung. Dengan anggaran yang menginduk pada Seskab, kinerja BPIP dinilai dari rekomendasi yang diberikan presiden.
“Kemampuan mengoptimalkan kreasi tenaga pun terbatas,” katanya.
Isu BPIP Larang Paskibraka Perempuan Gunakan Jilbab, HNW: Presiden Harusnya Mengkoreksi BPIP
Selama satu tahun bekerja, seluruh personil yang terlibat di bawah BPIP juga tak kunjung mendapatkan hak keuangan. Yudi beralasan, Peraturan Presiden (Perpres) Hak Keuangan BPIP belum diteken oleh presiden.
“Perpres tentang hal ini tak kunjung keluar, barangkali karena adanya pikiran yang berkembang di rapat-rapat Dewan Pengarah, untuk mengubah bentuk kelembagaan dari Unit Kerja Presiden menjadi Badan tersendiri. Mengingat keterbatasan kewenangan lembaga yang telah disebutkan,” terang Yudi.
Dengan alasan-alasan tersebut, bukan berarti tak ada pekerjaan yang dilakukan oleh BPIP. Yudi menuturkan, setiap hari anggota BPIP selalu menggelar kegiatan di seluruh pelosok Tanah Air, bahkan sering tak mengenal waktu libur.
“Suasana seperti itulah yang meyakinkan kami bahwa rasa tanggung jawab untuk secara gotong-royong menghidupkan Pancasila merupakan kekuatan positif yang membangkitkan optimisme,” ujar Yudi.
KEYWORD :BPIP Yudi Latif Pancasila