Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid
Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap Indonesia memanfaatkan perannya secara optimal, pasca kembali terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), terutama memediasi konflik di Timur Tengah.
"Indonesia harus ikut terlibat dalam isu-isu keamanan dan perdamaian global, seperti penjajahan zionis Israel atas negara Palestina, konflik di Afganistan, Suriah, Sudan Selatan dan di berbagai belahan negara lainnya," ujar Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid Saadi, pada Minggu (10/6) di Jakarta.
Zainut mengatakan, terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB, seyogyanya menjadi ajang implementasi cita-cita Pembukaan UUD 1945, yakni mewujudkan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
"MUI juga berharap bahwa posisi keanggotaan Indonesia di DK PBB dimanfaatkan secara optimal untuk perjuangan menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI," kata Zainut.
Sepanjang bergabung dengan PBB, Indonesia pernah terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB sebanyak empat kali.
Pertama pada 1973-1974 bersama Kenya, Peru, Australia, dan Austria. Periode kedua yakni 1995-1996, ketika itu bergabung bersama Honduras, Jerman, Itapia, dan Bostwana.
Sementara periode ketiga pada 2007 hingga 2008, bersama Afrika Selatan, Panama, Bergia, dan Italia.
"Meskipun ini bukanlah untuk pertama kalinya, tapi harus disyukuri di tengah kondisi dunia yang semakin mencemaskan," tuturnya.
KEYWORD :MUI Zainut Tauhid DK PBB