Minggu, 24/11/2024 00:01 WIB

Ketua DPR: Membumikan Pancasila Cara Melawan Radikalisme

Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan radikalisme jelas bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Bahkan, radikalisme merupakan musuh bebuyutan Pancasila. Radikalisme sangat mencederai karakter bangsa Indonesia.

Ketua DPR, Bambang Soesatyo

Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan radikalisme jelas bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Bahkan, radikalisme merupakan musuh bebuyutan Pancasila. Radikalisme sangat mencederai karakter bangsa Indonesia.

"Membumikan Pancasila merupakan strategi penting untuk menangkal, mencegah dan melawan radikalisme, termasuk di kampus. Karena itu, menanamkan nilai-nilai luhur Islam dan Pancasila menjadi sangat penting dan mendesak," kata Bamsoet.

Dalam konteks inilah, politisi Partai Golkar ini menekankan pentingnya penyebaran secara massif melalui berbagai media kreatif mengenai paham kebangsaan dan gerakan Muslim Moderat. Gagasan atau gerakan ini harus didesain sebagai sebuah strategi budaya tentang cara memperkenalkan corak keislaman-kebangsaan yang toleran dengan bahasa gaul khas anak-anak muda zaman kekinian.

"Menjadi muslim moderat berarti berjiwa terbuka, toleran, gaul, menghargai perbedaan dan sekaligus `Islam banget`. Dalam jiwa muslim moderat variabel kebangsaan sangat penting. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan bukti mereka menerima Pancasila secara kaffah. Tanpa ada sedikitpun keraguan dibenak mereka tentang Pancasila sebagai dasar negara, ideologi serta falsafah hidup bangsa," urai Bamsoet.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mengajak semua pihak melakukan refleksi sekaligus mengambil langkah konkret dalam mencegah radikalisme di kampus. Beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan antara lain, penguatan kapasitas dosen tentang wawasan nusantara dan komitmen kebangsaan serta mewajibkan mengaktifkan dosen sebagai penggerak wawasan ke-Indonesiaan dan kebangsaan dalam proses edukasi di kampus.

"Birokrat kampus dan civitas akademika juga harus memiliki persepsi yang sama tentang komitmen kebangsaan. Selain itu, birokrat kampus bidang kemahasiswaan harus melakukan pendekatan yang luwes dengan para aktivis mahasiswa untuk mendialogkan masalah keindonesiaan dan keislaman dengan pola yang cair, persuasif dan tepat sasaran," urai Bamsoet.

Bamsoet menambahkan, para insan kampus wajib memperkuat mata kuliah tertentu, seperti penguatan tafsir kebangsaan dan ideologi negara. Penguatan ini tidak hanya dijadikan teori saja, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Para dosen dan pendidik tidak boleh ada yang berideologi radikal. Karena itu, proses seleksi dosen menjadi kunci. Selain itu, setiap pengajar, pendidik serta dosen harus mampu merealisasikan nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut harus dipastikan dan dipertegas oleh pihak pimpinan kampus," pungkas Bamsoet.

KEYWORD :

Ketua DPR Bambang Soesatyo Radikalisme




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :