Seorang pria menonton TV yang memperlihatkan rekaman file Presiden AS Donald Trump, kanan, dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dalam program berita di Seoul Railway Station di Seoul, Korea Selatan. (Foto: AP/PTI)
Singapura - Reaksi terus mengalir usai pertemuan bersejarah antara Presiden Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Pada deklarasi bersama Selasa kemarin, AS berkomitmen untuk memberikan jaminan keamanan kepada musuh lamanya, sementara Korea Utara berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi seutuhnya di Semenanjung Korea
Kedua negara juga berkomitmen untuk mengupayakan hubungan bilateral yang lebih baik. Seperti diketahui, keduanya pernah jadi saingan segit sejak akhir pertempuran dalam Perang Korea pada 1953, yang membagi Semenanjung Korea.
Sejak saat itu, Washington jadi mesin senjata sekutu terbesarnya, Korea Selatan dan terus mengoperasikan pangkalan di negara tersebut.
Seperti dikutip dari Al Jazeera, berikut lima negara besar yang memberi pandangan soal pertemuan antara bos Amerika Serikat dan Korea Utara;
Rusia
Kementerian Luar Negeri Rusia memuji langkah Trump mengakhiri permainan perang dengan Korea Utara. Ia mengatakan perlu menghentikan tindakan provokatif untuk meredakan ketegangan di semenanjung itu.
Tak tanggung-tanggung, ia bahkan bersedia untuk membantu menerapkan kesepakatan dan bekerja menuju denuklirisasi semenanjung.
"Tentu saja iblis ada dalam detailnya, dan kami belum menyelidiki secara spesifik. Tetapi dorongan, sejauh yang kami mengerti, telah diberikan," kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov.
Jepang
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyambut baik kesepakatan itu sebagai langkah pertama menuju denuklirisasi, tetapi ia mengatakan masih ada yang lebih perlu untuk diselesaikan.
"Saya ingin mendengar rincian melalui telepon (dari Trump). Saya akan terus berusaha untuk menyelesaikan masalah seperti penculikan, masalah nuklir dan rudal," kata Abe.
China
China, sekutu terbesar Korea Utara, menanggapi pertemuan antara kedua pemimpin itu dengan harapan sanksi terhadap Pyongyang bisa segera dicabut.
"Resolusi DK PBB yang telah disahkan mengatakan bahwa jika Korea Utara menghormati dan bertindak sesuai dengan resolusi, maka sanksi dapat disesuaikan, termasu menghentikan sementara atau menghapus sanksi yang relevan," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang.
Iran
Teheran mendesak Korea Utara untuk melanjutkan dengan hati-hati setelah pengalaman baru-baru ini dengan kesepakatan nuklirnya sendiri dengan AS.
Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran, yang ditandatangani pada 2015, pada bulan Mei. Juru bicara kementerian luar negeri Iran, Bahram Ghasemi mengatakan, Korea Utara harus melakukan pembicaraan dengan "kesadaran".
Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sekutu Trump, menghubungkan KTT Singapura dengan keputusan Presiden AS baru-baru ini untuk secara sepihak mundur dari kesepakatan nuklir multinasional dengan Iran.
"Ini merupakan langkah penting dalam upaya melucuti Semenanjung Korea dari persenjataan nuklir," kata Netanyahu tentang pertemuan Trump dengan Kim.
"Presiden Trump juga mengambil sikap tegas terhadap upaya Iran untuk memperoleh persenjataan nuklir, serta keganasannya di Timur Tengah."
KEYWORD :Kim Jong un Donald Trump Singapura