Marlen Sitompul | Rabu, 13/06/2018 16:11 WIB
Jakarta - Dugaan keterlibatan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dalam skandal korupsi pengadaan e-KTP di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggerus elektabilitas calon petahana itu dalam menghadapi Pilkada 2018.
Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM), Fahmi Hafel mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan sebanyak 54,9 persen responden mengatakan Ganjar terlibat dalam kasus e-KTP. Sedangkan 41,8 persen responden mengatakan Ganjar tidak terlibat dan sisanya 3,3 persen tidak menjawab.
"Hasil ini terjawab setelah responden diberi pertanyaan `Menurut anda, apakah anda yakin kalau Ganjar Pranowo benar-benar terlibat dalam kasus e-KTP?" sebut Fahmi, dalam keterangan persnya, Rabu (13/6).
Diketahui, Ganjar sudah beberapa kali diperiksa penyidik KPK terkait kasus dugaan korupsi e-KTP yang merugikan keuangan negara 2,3 triliun itu.
"Karena alasan responden, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan memanggil Ganjar Pranowo berkali-kali jika dia tidak terlibat dalam kasus korupsi e-KTP," kata Fahmi.
Sementara ketika responden ditanya soal `Kepala Daerah seperti apa yang anda inginkan dan anda terima terkait dengan maraknya kepala daerah yang tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi?`, Fahmi pun menjelaskan bahwa 89,2 persen masyarakat Jawa Tengah menjawab menginginkan Kepala Daerah yang tidak terlibat dalam kasus korupsi.
"Bahwa secara umum masyarakat Jawa Tengah mengetahui korupsi sebagai sebuah kejahatan yang luar biasa, sama halnya dengan terorisme. Oleh karena itu secara mayoritas masyarakat Jawa Tengah menginginkan adanya pemerintahan yang bersih (bebas korupsi), karena dengan korupsi baik langsung maupun tidak langsung berimbas kepada masyarakat," paparnya.
Di samping itu, IDM juga melakukan survei dengan memberi pertanyaan secara spontan kepada responden, soal siapakah yang akan mereka pilih jika Pilgub digelar hari ini.
"Jawaban secara top of mind dari 2002 sebanyak 47,3 persen memilih pasangan Sudirman Said–Ida Fauziah, sedangkan sebanyak 40,9 persen persen memilih pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan sebanyak 11.8 persen tidak menjawab," bebernya.
Kemudian, lanjut Fahmi, dengan pertanyaan yang sama mengunakan kertas kuisioner dan alat bantu simulasi kartu suara, dalam survei ditemukan bahwa 54,6 persen memilih pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah sedangkan Ganjar Pranowo-Taj Yasin dipilih sebanyak 42,8 persen dan sebanyak 2,6 persen belum menentukan pilihan.
"Tingginya elektabilitas pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah ada beberapa faktor, dimana 78,2 persen responden yang berlatarbelakang Kaum Nadliyin yang paling memerangi korupsi lebih banyak memilih Ida Fauziah sebagai wakil NU yang berpasangan dengan Sudirman Said yang juga tidak punya pontensi tersangkut kasus korupsi dibandingkan dengan Taj Yasin yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo yang berpotensi tersandung kasus korupsi e-KTP," sebut Fahmi.
Diketahui, survei ini dilakukan pada 28 Mei-4 Juni 2018, dengan jumlah responden sebanyak 2002 warga Jawa Tengah yang tersebar secara proporsional di 35 Kota/Kabupaten sesuai sebaran Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilkada 2018 yang berjumlah 27.068.125 pemilih.
Metode penelitian survei menggunakan metodologi kuantitatif dengan wawancara langsung dan pengisian kuisioner. Penarikan sampel
dengan metode multistage random sampling berdasarkan total populasi masyarakat yang memiliki Hak Pilih pada saat Pilgub 2018 dengan tingkat kepercayaan 98 persen dan Margin of Error kurang lebih 2,6 persen.
KEYWORD :
Kasus e-KTP Ganjar Prabowo Pilgub Jateng 2018