Minggu, 24/11/2024 08:19 WIB

Novel kembali Sebut Oknum Jenderal Polisi Aktor Penyerangan KPK

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan kembali menyebut oknum jenderal Polri di balik penyiraman air keras yang mengakibatkan matanya lumpuh.

Novel Baswedan

Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan kembali menyebut oknum jenderal Polri di balik penyiraman air keras yang mengakibatkan matanya lumpuh.

Novel secara tegas menyebut, oknum petinggi Polri dibalik sejumlah penyerangan fisik terhadap KPK. Menurutnya, penyerangan terhadap KPK bukan kali pertama dilakukan oleh Polri.

"Berkali kali saya sampaikan bukan sekedar saya sebagai korban, tapi kita lihat penyerangan terhadap KPK secara fisik sering terjadi, bahkan saya mempunyai keyakinan dan dugaan kuat beberapa kejadian itu pelakunya sama maksudnya oknum Polri yang terlibat jenderalnya," kata Novel, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (17/6).

"Tadi saya sampaikan dengan jelas bahwa penyerangan ini bukan satu kali. Ada ancaman pembunuhan pegawai KPK dan itu direct dan ada serangan lainya seperti menyerang safe house KPK, ada penculikan pegawai KPK dan itu diduga dilakukan pihak pihak yang sama," tegasnya.

Untuk itu, Novel mendesak, agar oknum petinggi Polri yang melakukan penyerangan terhadap KPK diusut hingga tuntas. Ia meminta, insiden tersebut dapat menjadi perhatian serius Presiden Jokowi.

"Saya pernah sampaikan setidaknya ada dua kali pegawai KPK diculik dan itu tidak dianggap sebagai masalah, itu hal serius, dan banyak lagi masalah lain yang pernah saya sampaikan," tegasnya.

Sebelumnya, Novel pernah menyebut sosok jenderal Polri di balik penyerangan terhadap dirinya. Bahkan, Novel mengaku telah melaporkan kepada Polisi dan Komnas HAM sosok jenderal yang diduga berada di balik teror air keras tersebut.

"Saya melaporkan tidak hanya ke kepolisian, saya juga melapor ke Komnas HAM. Saya kira itu yang ingin saya sampaikan," kata Novel, Rabu (11/4).

KEYWORD :

Novel Baswedan Penyidik KPK Wadah Pegawai KPK




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :