Lima puluh satu persen dari total 1.316 korban jiwa disebabkan oleh serangan udara (foto: LA Times)
Yaman - Koalisi pimpinan Saudi disebut bertanggung jawab atas lebih dari setengah kematian anak-anak dan luka-luka di Yaman yang dilanda perang tahun lalu. Demikian menurut laporan yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Laporan tahunan dengan judul "Anak-anak dan Konflik Bersenjata", menyebutkan 1.316 total anak tewas dan cacat di negara termiskin di dunia Arab pada 2017.
Laporan yang disusun oleh staf Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres diserahkan ke Dewan Keamanan (DK) pada Senin (25/6) malam. Laporan tersebut memverifikasi bahwa dari 552 anak yang tewas, 398 anak laki-laki, 154 perempuan, dikaitkan dengan koalisi.
Houthi bertanggung jawab atas 83 anak yang tewas dan 241 orang terluka; kelompok Perlawanan Populer yang pro-pemerintah untuk 41 korban; pasukan internasional lainnya berjuang untuk pemerintah Yaman untuk 19 korban; al-Qaeda di Jazirah Arab (AQAP) untuk 10 korban; dan Angkatan Bersenjata Yaman, di antara pihak-pihak lain, untuk empat korban.
"Lima puluh satu persen dari total 1.316 korban jiwa disebabkan oleh serangan udara," kata laporan itu dikutip dari Al Jazeera, Rabu (27/6).
Penyebab utama kedua, lanjut laporan itu adalah, pertempuran darat, termasuk penembakan yang menewaskan 136 dan mencederai 334, diikuti oleh sisa-sisa ledakan perang dan ranjau yang menewaskan 27 dan melukai 119 orang.
Negeri Petro Dollar, bersama dengan beberapa negara Arab lainnya, meluncurkan kampanye militer pada tahun 2015 untuk mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional mengusi pemberontak Houthi yang menyerbu beberapa wilayah di negara itu pada 2014.
Sebagian besar negara lain menarik pasukannya dari koalisi dukungan Amerika Serikat (AS), hanya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melakukan serangan di Yaman.
Yaman Houthi Arab Saudi PBB