Ilustrasi bom bunuh diri
Kairo – Kementerian Luar Negeri Mesir mengecam serangan bom bunuh diri mematikan, yang terjadi baru-baru ini di markas besar gugus tugas anti-teror G5 Sahel PBB, Mali.
Serangan yang berlangsung pada Jumat lalu itu sedikitnya menewaskan enam orang, dan diklaim oleh Kelompok Dukungan untuk Islam dan Muslim, yakni kelompok militan yang terkait Al-Qaeda.
“Pemerintah dan rakyat Mesir berdiri dalam solidaritas untuk rekan-rekan Mali dalam melawan terorisme,” kata Kemlu Mesir dalam pernyataannya dilansir dari Xinhua pada Minggu (1/7).
Dibentuk pada 2017 lalu, pasukan anti-teror G5 Sahel berfungsi melawan terorisme di kawasan Afrika Barat. G5 Sahel juga terdiri dari pasukan multinasional asal Mali, Burkina Faso, Chad, Mauritania, dan Niger.
Diketahui, Mali diliputi perang sipil dan munculnya militan Islam yang terkait dengan kelompok teroris Al-Qaeda dan Negara Islam (IS).
Sementara Mesir juga menderita dampak kegiatan teror di negaranya, yang sudah menewaskan ratusan polisi, tentara dan warga sipil, sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 2013 lalu.
Mesir Terorisme Mali