Sabtu, 23/11/2024 13:52 WIB

Indonesia Tempel Ketat Publikasi Ilmiah Malaysia

Per 22 Juni 2018, Indonesia sudah menempel ketat Malaysia, yang memiliki jumlah publikasi ilmiah tertinggi se-ASEAN.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir

Jakarta – Indonesia terus berupaya mengejar ketertinggal di bidang publikasi ilmiah. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, per 22 Juni 2018, Indonesia sudah menempel ketat Malaysia, yang memiliki jumlah publikasi ilmiah tertinggi se-ASEAN.

Jumlah publikasi Indonesia yang sudah terindeks oleh Scopus dan World of Science ialah 12.233 publikasi, unggul atas Singapura yang mengoleksi 9.543 publikasi ilmiah. Sementara di peringkat teratas diisi oleh Malaysia dengan 12.492 publikasi.

“Indonesia saat ini publikasinya sudah meningkat mengalahkan Singapura. Masih selisih sedikit di bawah Malaysia. Target saya 2019 bisa di atas Malaysia,” ujar Menristekdikti di sela-sela acara ‘Pemberian Penghargaan Sinta (Sinta Awards)’ di Kantor Kemristekdikti Jakarta pada Rabu (4/7) malam.

Selanjutnya, Menteri Nasir berharap prestasi ini tak hanya sekedar mengejar ketertinggalan semata, melainkan menjadi budaya akademis di Indonesia. Pihaknya juga perlahan-lahan akan meningkatkan kualitas para peneliti, sehingga Indonesia tak hanya ‘jago’ soal kuantitas namun juga kualitas.

“Minimal kita harus masuk pada standar dunia dulu. Kalau standar dunia bisa terpenuhi dengan baik, maka peneliti kualitas akan kami tingkatkan,” imbuh Nasir.

Sementara Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati menjelaskan, dalam rangka mendorong peningkatan publikasi dan jurnal, pemerintah telah memberikan insentif dengan jumlah sebsar Rp28,79 miliar ke dalam sembilan kategori.

Kesembilan kategori itu meliputi Bantuan Akses Database Jurnal Internasional, Bantuan Seminar Luar Negeri, Bantuan Konferensi Ilmiah Internasional, Insentif Artikel Terbit Pada Jurnal Internasional (IAJI), Hibah Penulisan Buku Ajar, Insentif Buku Ajar Terbit, Bantuan Pengelolaan Jurnal Elektronik, Insentif Jurnal Terakreditasi, dan Insentif Jurnal Terindeks Internasional Bereputasi.

Adapun pemberian Sinta Award meliputi 20 kategori yang dibuat berdasarkan pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh stakeholders dari perguruan tinggi serta lembaga penelitian dan pengembangan. Penghargaan tersebut diberikan kepada dosen, peneliti, institusi dan jurnal yang telah menunjukkan prestasi yang nyata dalam peningkatan publikasi dan jurnal ilmiah.

“Sampai 26 Juni 2018 telah terdaftar lebih dari 109.000 dosen. 4.530 lembaga, 2.066 jurnal, 9.905 buku dan 1.445 kekayaan intelektual yang sudah masuk terindeks di Sinta berdasarkan hasil verifikasi, akreditasi dan evaluasi,” terang Dimyati.

KEYWORD :

Pendidikan Publikasi Ilmiah Jurnal Malaysia Kemristekdikti




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :