Presiden Iran, Hasana Rouhani berjabat tangan dengan Presiden Austria, Alexander Van der Bellen (Foto: Mehr News Agency)
Tehran - Austria dan Komisi Uni Eropa menyebut sanksi Amerika Serikat (AS) bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Itu dikatakan Presiden Austria, Alexander Van der Bellen pada konferensi pers bersama dengan mitranya dari Iran Hassan Rouhani di Wina, Rabu (6/7) waktu setempat.
Administrasi Trump yang keluar dari perjanjian nuklir 2015 (JCPOA) mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Eropa dan negara-negara lain yang berbisnis dengan Iran.
"Austria menyesalkan AS yang keluar dari JCPOA dan ingin menerapkan kembali sanksi. Parahnya, sanksi sekunder tersebut juga mempengaruhi Austria," kata Presiden Van der Bellen menurut laporan IRNA.
"Sanksi-sanksi sekunder yang "ekstrateritorial" melanggar HAM," sambungnya.
Van der Bellen mengkritik kebijakan administrasi Trump pada kesepakatan nuklir. Ia mengatakan, pakta itu tidak pernah diklaim untuk memberikan jawaban atas masalah, tetapi membuka "jendela" untuk mengatasin msalah yang akan datang kemudian.
Dibagian lain, Rouhani mengatakan, Iran akan tetap komitmen menjunjung tinggi kesepakan nuklir 2015, dengan catatan Uni Eropa bersedia memenuhi kepentingannya.
"Keputusan yang dibuat oleh Amerika tidak ada yang tertarik. Ini adalah salah satu keputusan untuk kepentingan nasionalnya sendiri dan orang lain," kata Rouhani.
Iran Uni Eropa Amerika Serikat Austria