Marlen Sitompul | Kamis, 05/07/2018 15:50 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Sutan Adil Hendra
Jakarta - Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau dikembangkan menjadi kota perantara bagi wisatawan mancanegara (wisman). Sasaran utamanya, adalah wisman dari Malaysia dan Singapura yang hendak berwisata ke daerah-daerah di Indonesia dengan transit di Batam sebelum melanjutkan perjalanan.
Akses dari Batam ke Singapura dan Malaysia sangat mudah, yaitu melalui kapal cepat yang tiap jamnya berlayar dari sejumlah pelabuhan internasional. Salah satu pelabuhan tersebut diantaranya, Pelabuhan Sekupang. Kelayakan dan keamanan transportasi menjadi faktor penting, untuk menunjang perkembangan pariwisata.
“Kita mengunjungi Pelabuhan Sekupang Batam ini untuk melihat bagaimana kesiapan sarana transportasi pariwisata dalam melayani wisman. Masalah kelayakan transportasi pariwisata Tanah Air menjadi perhatian penting
Komisi X DPR RI yang membidangi pariwisata,” ungkap Wakil Ketua
Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra usai memimpin Tim Kunker
Komisi X DPR RI meninjau Pelabuhan Sekupang Batam, baru-baru ini.
Kunjungan kerja ini, lanjut politisi Partai Gerindra itu, menjadi bagian dari antisipasi kejadian kecelakaan di angkutan laut. Khususnya usai kejadian tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Batam merupakan daerah kepulauan yang menjadi destinasi wisata bahari di Tanah Air. Sehingga lalu lintas penyeberangan antar pulau menjadi urat nadi transportasi, baik dari Batam ke Singapura maupun dari Batam ke Tanjungpinang. Untuk itu, pihaknya ingin melihat standard operating procedure (SOP) dari pelayaran penumpang dan perjalanan wisata di Batam.
“Belajar dari kasus pelayaran wisata di Toba, kita sangat terpukul akan situasi kelayakan maupun keamanan pelayaran wisata di sana. Bagaimana mungkin kapal berlayar tanpa ada manifest penumpang, kelebihan muatan yang tak terkendali, hingga standar keselamatan yang sama sekali tidak ada,” ungkapnya prihatin.
Karena kondisi pelayaran pariwisata yang kurang baik ini, ia menilai tentu akan sangat mempengaruhi brand atau citra pariwisata Indonesia. Menurutnya, kendati destinasi pariwisata sudah berkelas dunia, tapi jika keselamatan tidak terjamin, maka tak akan ada wisatawan yang berkunjung. Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah memiliki rencana kerja yang jelas dalam membangun pariwisata Tanah Air.
“Kita setuju promosi digiatkan, infrastruktur dibangun, tapi aspek transportasi wisata juga harus dikuatkan, jangan sampai ini menjadi titik lemah promosi wisata kita. Sehingga kunjungan ke Batam ini memiliki pesan perbaikan wisata Tanah Air, khususnya dari sektor transportasi,” tandas politisi dapil Jambi itu.
KEYWORD :
Warta DPR Komisi X DPR