Sundari | Jum'at, 06/07/2018 02:43 WIB
Ilustrasi Orangutan (Foto: Reuters)
Jakarta – Lembaga Swadaya Masyarakat Center for Orangutan Protection (COP) mendesak pemerintah untuk segera mengusut kasus tewasnya orangutan jantan dewasa bernama Baen yang sudah membusuk di kanal konsesi perkebunan sawit Wana Sawit Subur Lestari (WSSL) II, Seruyan, Kalimantan Tengah.
Manager Perlindungan Habitat COP Ramadhani mengatakan ada sederet kasus orangutan yang ditemukan mati mengenaskan. Namun hanya sedikit yang sampai ke proses hukum.
“Harus diusut tuntas hingga proses peradilan, sekaligus kasus-kasus sebelumnya, agar tidak ada lagi kasus pembunuhan orangutan,” ujar Ramadhani.
Di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) saja, berdasarkan catatan COP, terdapat lima kasus temuan orangutan tewas yang diproses hukum sejak 2011.
Kelima kasus tersebut, ujar Ramadhani, memakan korban 14 ekor orangutan. Itu pun putusan hukumnya tidak maksimal. Di luar itu, kata Ramadhani, ada begitu banyak temuan mayat orangutan yang kasusnya kemudian terserak begitu saja.
“Tidak cukup hanya dengan ke lapangan untuk mengambil barang bukti. Ada banyak kasus yang kemudian ditutup, alasannya tidak ada saksi,” ungkap Ramadhani dilansir Anadolu.
Selain itu, COP juga mencatat terdapat sekitar 812 butir peluru dalam tubuh 49 ekor orangutan yang terbunuh di Sumatra dan
Kalimantan sejak 2006.
Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA)
Kalimantan Tengah menemukan Baen mati dengan tujuh butir peluru di kanal konsesi perkebunan sawit WSSL, hanya berjarak sembilan kilometer dari TNTP.
Orangutan tersebut diperkirakan sudah tewas 1-2 pekan.
Orangutan yang dilepasliarkan ke TNTP pada 2014 itu hanyut terbawa arus kanal, kemudian tersangkut batang kayu di dekat perkebunan sawit.
Saat dievakuasi Senin lalu, kondisi Baen yang berusia sekitar 20 tahunan itu mengenaskan. Selain tujuh peluru, bangkai Baen itu sudah membusuk dengan sejumlah luka di tubuhnya.
Hasil nekropsi menyimpulkan bahwa terdapat bekas benda tajam di kaki, tangan dan punggung Baen. Jempol kirinya hilang, dengan perut dan leher berlubang.
Orangutan merupakan habitat asli wilayah tropis. Mereka hanya hidup di Borneo dan Sumatra.
Habitat orangutan terus berkurang seiring maraknya perburuan, penebangan liar dan ekspansi perusahaan yang mengancam tempat tinggal dan sumber makanan satwa ini.
WWF mencatat pada 2004 total populasi orangutan di Pulau Borneo yang meliputi wilayah Indonesia dan Malaysia hanya bersisa 54.000 ekor.
KEYWORD :
Orangutan WWF Kalimantan Hewan