Presiden Iran, Hassan Rouhani (Foto: Tehran Time)
London - Iran berencana memblokir pengiriman minyak melalui Selat Hormuz, jika Negeri Para Mullah itu tak diizinkan mengekspor minyaknya.
Menanggapi hal itu, Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) meyakinkan para sekutunya akan menyediakan layanan navigasi gratis dan jalur bebas perdagangan.
Beberapa hari terakhir, Presiden Iran, Hassan Rouhani dan beberapa komandan militer senior Iran mengancam akan mengganggu pengiriman minyak dari negara-negara Teluk jika Washington mencoba untuk memotong ekspor Teheran.
"AS dan mitra-mitranya menyediakan, dan mempromosikan keamanan dan stabilitas di kawasan itu," kata juru bicara Komando Angkatan Laut, Kapten Bill Urban, dalam sebuah email kepada Reuters.
Reuters menanyakan bagaimana reaksi Angkatan Laut AS, jika Iran menghalangi selat itu, dijawab: "Bersama-sama, kami siap untuk memastikan kebebasan navigasi dan jalur bebas perdagangan di mana pun hukum internasional mengizinkan."
Pada bulan Mei, Presiden AS, Donald Trump menarik diri dari pakta 2015 di mana sanksi terhadap Iran dicabut sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.
Washington sejak itu memerintahkan sejumlah negara agar segera berhenti membeli minyak Iran mulai 4 November atau berurusan dengan Gedung putih.
Kepala Pengawal Revolusi mengatakan pada Kamis, pasukan mereka siap untuk memblokir selat, yang menghubungkan Teluk ke Laut Arab.
Jika Iran tidak dapat menjual minyaknya di bawah tekanan AS, maka tidak ada negara regional lainnya yang akan diizinkan, kata Mohammad Ali Jafari, yang memimpin Korps Garda Revolusi Islam, kekuatan militer paling kuat di Iran.
"Kami akan membuat musuh memahami bahwa baik semua dapat menggunakan Selat Hormuz atau tidak," kata Jafari seperti dikutip oleh kantor berita Tasnim.
Selat Hormuz merupakan jalur angkutan minyak terpenting di dunia dengan sekitar seperlima dari konsumsi minyak global yang melewatinya setiap hari.
KEYWORD :Iran Amerika Serikat Selat Hormuz Teluk