Sabtu, 23/11/2024 05:20 WIB

Irak Diminta Putuskan Hubungan dengan AS

Pemimpin pergerakan al-Sadr di Irak, Muqteda al-Sadr mengatakan, masalah dalam negeri Irak adalah masalah mereka sendiri, bukan masalah negara lain.

Mobil pasukan anti terorisme Irak (Foto: AFP)

Baghdad – Pemenang pertama pemilu pasca jatuhnya ISIS di Irak dan pemimpin pergerakan al-Sadr, Muqteda al-Sadr, mengajak para tokoh politik di negaranya untuk memutus hubungan dengan negara tetangga mereka dan Amerika Serikat.

Melalui akun pribadi Twiter-nya, al-Sadr menulis, "Seluruh partai politik dan koalisi pemerintah harus memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat dan negara tetangga kita. Masalah dalam negeri kita adalah masalah kita sendiri, bukan masalah negara lain."

Al-Sadr menyerukan kepada koalisi pemenang pemilihan umum yang terbentuk berdasarkan mazhab dan fraksi partai politik agar segera dibubarkan. Al-Sadr juga menyatakan dia siap membentuk koalisi pemerintahan baru yang tidak berdasarkan mazhab, ras dan fraksi politik. Al-Sadr menyatakan bahwa Irak akan dipimpin oleh pemerintahan yang jauh dari SARA.

Dalam pernyataan sebelumnya, al-Sadr mengatakan bahwa dia tidak akan mengizinkan Irak dikontrol oleh aktor-aktor luar negeri.

Dapat ditafsirkan bahwa pernyataan al-Sadr ditunjukkan kepada Iran, karena pengaruhnya terhadap Irak dan tekanannya pada upaya pembangunan pemerintahan. Al-Sadr juga sebelumnya terkenal dengan kritik-kritiknya terhadap Iran dan kencenderungannya untuk menjaga jarak dengan negara tersebut.

Al-Sadr menganggap dia mendapatkan tekanan dari Iran untuk membangun koalisi dengan kelompok Syiah yang berafiliasi dekat dengannya.

Partisipasi warga pada pemilihan umum di Irak pada 12 Mei lalu sangat rendah. Sejak pemilihan umum hingga kini, Irak masih belum memiliki pemerintahan resmi. (aa)

KEYWORD :

ISIS Irak Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :