Jum'at, 22/11/2024 22:50 WIB

Trump Desak PBB Hentikan Pengiriman Minyak ke Korut

Menurut laporan itu, minyak mentah tersebut dikirim dari kapal ke kapal di laut menggunakan tanker Korea Utara. Disebutkan setidaknya 89 kali pengangkutan.

Presiden AS Donald Trump berbicara saat upacara penanaman pohon dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron di South Lawn Gedung Putih di Washington (23/4). (Foto: Reuters)

Washington - Pemeritah Amerika Serikat (AS) meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) segera menghentikan semua pengiriman produk minyak olahan ke Korea Utara. Imbauan itu menyusul Pyongyang terciduk melanggar pembatasan impor.

Sebuah laporan rahasia AS yang dikirim ke DK PBB dan dirilis kantor berita AFP, memperkirakan setidaknya 759.793 barel produk minyak mentah dikirim ke Korea Utara antara 1 Januari dan 30 Mei, jauh di atas kuota tahunan yang ditetapkan, yaitu 500.000 barel.

Menurut laporan itu, minyak mentah tersebut dikirim dari kapal ke kapal di laut menggunakan tanker Korea Utara. Disebutkan setidaknya 89 kali pengangkutan.

Washington pada surat yang ditujukan kepada PBB menyatakan, Korea Utara melanggar kuota yang disetujui PBB dan memerintahkan segera menghentikan semua pengiriman produk minyak olahan ke Pyongnya.

Pihak PBB diperkirakan akan mengambil waktu lima hari untuk mempertimbangkan permintaan itu, yang diperkirakan akan dihalangi oleh China dan Rusia. Dalam laporan itu, AS menyebut China dan Rusia terus menjual produk minyak murni ke Korea Utara.

Pada Desember DK PBB yang beranggotakan 15 negara membatasi ekspor produk minyak ke Korea Utara sebanyak 500.000 barel per tahun.

"Penjualan ini dan ekspornya lainnya segera dihentikan sejak Amerika Serikat percaya (Korut melanggar  kuota produk minyak sulingan pada 2018," katanya.

Untuk diketahui, keputusan Gedung Putih itu beberapa hari setelah Sekretaris Negara, Mike Pompeo bertolak ke Pyongyang untuk menekan langkah-langkah konkret oleh rezim Kim Jong-un untuk menghentikan program nuklirnya.

Setelah pertemuan itu, Pompeo mengatakan pembicaraan itu membuat kemajuan, Korea Utara dengan marah menuduh Washington membuat permintaan seperti gangster untuk segera denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Pompeo bersikeras bahwa sejumlah sanksi ekonomi yang keras dikenakan pada Korea Utara akan tetap berlaku hingga "denuklirisasi akhir, dan sepenuhnya diverifikasi. (Al Jazeera)

KEYWORD :

Korea Utara Amerika Serikat minyak metah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :