| Senin, 16/07/2018 15:25 WIB
Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire
Jakarta - Pemerintah Prancis mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menolak permintaannya untuk membebaskan perusahaan-perusahaan Prancis dari sanksi-sanksi yang direncanakan Washington untuk diberlakukan terhadap Iran.
Menteri Keuangan
Prancis Bruno Le Maire mengatakan bahwa Departemen Keuangan
AS telah secara resmi memberi tahu Paris bahwa tidak ada pengecualian akan diberikan kepada perusahaan
Prancis untuk berurusan dengan
Iran setelah sanksi kembali diberlakukan.
"Kami baru saja menerima tanggapan Menteri Keuangan Steve Mnuchin: itu negatif," kata Le Maire dilansir PressTV.
Menteri Perancis mengatakan Eropa perlu bereaksi cepat dan melindungi kedaulatan ekonominya. "Eropa harus menyediakan diri dengan alat yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri terhadap sanksi ekstra-teritorial," katanya.
Menteri luar negeri dan keuangan Perancis, Jerman dan Inggris menulis surat kepada para pejabat senior
AS bulan lalu, memilih daerah-daerah utama yang mereka ingin dikucilkan dari sanksi
AS.
Dalam surat mereka, para menteri Eropa menginginkan bidang-bidang utama, termasuk farmasi, kesehatan, energi, otomotif, penerbangan sipil, infrastruktur, dan perbankan untuk dikecualikan.
Para menteri telah mengatakan langkah-langkah
AS, termasuk sanksi sekundernya yang dapat mencegah Uni Eropa dari terus menegakkan perjanjian nuklir 2015 dengan
Iran, akan merugikan kepentingan keamanan Eropa.
Sebelumnya pada bulan Juni, Le Maire mengatakan bahwa Eropa harus membangun lembaga keuangan independen yang akan kebal terhadap hukuman
AS yang katanya sudah membuat mustahil bagi perusahaan-perusahaan Eropa untuk melakukan bisnis dengan
Iran.
Beberapa perusahaan besar
Prancis seperti perusahaan raksasa energi Total dan produsen mobil PSA telah menghentikan kegiatan mereka di
Iran, tetapi Renault mengatakan akan bertahan.
Pada bulan Mei, Presiden
AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia akan menarik Amerika keluar dari perjanjian nuklir dengan
Iran dan memaksakan kembali sanksi yang telah direncanakan untuk dicabut.
KEYWORD :
Prancis AS Iran