Festival kopi nusantara
Jakarta - Berawal dari liputan jurnalistik dalam bentuk Jelajah Kopi Nusantara pada Maret hingga Mei 2018 yang dilakukan harian Kompas bekerja sama dengan Bank BRI, Kompas memetakan sejumlah persoalan mendasar yang dihadapi komoditas kopi mulai dari hulu hingga hilir.
Persoalan itu antara lain produktivitas kopi yang rendah, yakni rata-rata 0,5 ton per hektar per tahun, petani nyaris tidak pernah mendapatkan pendampingan yang baik, bibit tanaman berkualitas rendah, panen yang belum matang, penanganan pasca panen yang belum optimal, bahkan teknologi pengolahan pun masih didominasi produk impor.
Sementara fakta yang berkembang saat ini, terutama di perkotaan, minat masyarakat untuk mengonsumsi kopi terus meningkat. Pertumbuhan tempat usaha mengonsumsi kopi kian bertambah seiring berkembangnya gaya hidup masyarakat. Kondisi itu membuat permintaan kopi untuk pasar domestik pun cukup pesat.
Fakta-fakta ini selain merupakan peluang yang besar, juga menjadi tantangan yang tak kecil. Untuk itu semua pihak harus bahu-membahu mengembangkan komoditas kopi secara lebih baik dan optimal. Segala kekurangan dan keterbatasan perlu diperbaiki serta dibenahi sehingga kopi pun dapat menjadi andalan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan Negara.
Festival Kopi Nusantara yang dilakukan harian Kompas bersama dengan Bank BRI juga bagian dari upaya untuk menjembatani kepentingan petani, pemerintah dan pemain kopi.
KPK Tetapkan 4 Tersangka Korupsi PT ASDP
Melalui wadah ini, para pihak tersebut dapat saling mengenal dan berbagi, saling mengevaluasi serta membangun komitmen guna mendongkrak kualitas dan kuantitas komoditas tersebut sesuai standar pasar.
Festival Kopi Nusantara ini akan berlangsung pada 19-22 Juli 2018 di Bentara Budaya Jakarta. Dalam acara ini diisi beragam kegiatan, antara lain pameran kopi, diskusi, pemeran foto hasil liputan dalam Jelajah Kopi Nusantara, ada pula Kelas Roasting Kopi, Kompetisi Manual Browing, Cup Taster, Peramal dan Live Music.
Proses Akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh ASDP Bermasalah, KPK: Kapal Tak Sesuai Spesifikasi
Khusus jualan dan pameran kopi akan diisi kopi dari sejumlah daerah yakni dari Aceh (Gayo), Sumatera Utara (Sidikalang dan Mandailing), Jambi (Kerinci dan Liberika Tungkal), Lampung, Malang (Dampit), Bondowoso (Ijen), Flores (Bajawa dan Manggarai), Sumba, dan Papua (Pegunungan Jayawijaya, dan Dogiai).
Jenisnya adalah Arabica, Robusta dan Liberika. Kopi-kopi ini dipamerkan bukan hanya para pemain kopi, tetapi juga petani dan pemerintah daerah.
Diskusi dilakukan selama tiga kali yakni pada Jumat (20/7), Sabtu (21/7) dan Minggu (22/7). Dalam diskusi ini dibedah lebih jauh soal sejuta persoalan yang dihadapi kopi di Nusantara, juga tantangan yang berkembang saat ini dan di masa depan, teknologi pengolahan kopi, dan kopi yang telah menjadi gaya hidup generasi milenial.
Para pembicara antara lain dari instansi terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Asosiasi Kopi, Produsen Peralatan Kopi, serta para pengamat ekonomi.
Selain komoditas, juga dipamerkan sejumlah peralatan untuk pengolahan kopi. Misalnya, mesin roasting. Selama 20-22 Juli 2018, Festival Kopi ini berlangsung mulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 21.00 WIB. Tidak dipungut biaya. Jadi siapa pun silakan datang.
KEYWORD :Festival Kopi Nusantara