Marlen Sitompul | Senin, 23/07/2018 13:17 WIB
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah saat Ngopi Bareng Netizen di Surabaya
Jakarta - Kelompok Islamophobia atau anti Islam yang ada di sekitar Presiden Jokowi menjadi pemicu perpecahan dan maraknya intoleran yang terjadi di tanah air belakangan ini.
Demikian disampaikan
Wakil Ketua DPR,
Fahri Hamzah, kepada wartawan, Jakarta, Senin (23/7). Menurutnya, kelompok islamophobia yang mengelilingi
Presiden Jokowi menyebabkan terjadinya perpecahan sesama anak bangsa khususnya umat muslim.
"Percaya saya, bahwa penguasa sekarang memiliki lingkaran anti Islam dan Islamophobia di sekitarnya. Dari mulut mereka keluar kebencian tapi dalam hati mereka kebencian itu lebih dalam. Waktu akan menceritakan," kata Fahri.
Kata Fahri, di antara dosa-dosa Jokowi yang besar adalah karena membiarkan berkembangbiaknya elemen anti Islam dan Islamophobia melalui medium konflik ideologi.
"10 tahun presiden SBY tidak pernah kita terseret dalam narasi seperti ini. Radikalisasi ini berbahaya bagi NKRI," tegasnya.
"Silahkan bantah, tapi jika ada 7 juta orang datang dari seluruh wilayah Republik, melakukan protes atas ketidakadilan yang dirasakan oleh Ummat Islam akibat nuansa Anti Islam dan Islamophobia dalam kebijakan negara, maka itu bukan isapan jempol. Itu fakta," lanjut Fahri.
Menurutnya, Pilkada 2018 kemarin membuktikan bahwa akibat anti Islam dan Islamophobia, masih nampak nuansa ideologis. Tapi, ada upaya membuatnya landai atau dilupakan.
"Menjelang Pemilu 2019 ada manuver ProIslam dari rezim ini tetapi akan gagal. Kosmetika luntur oleh dosa-dosa Jokowi," kata politikus asal Nusa Tenggara Barat itu.
Meski banyak tokoh Islam yang berubah pikiran tentang presiden Jokowi, kata Fahri, jika lingkar dalamnya terlalu militan dengan nuansa anti Islam dan Islamophobia maka semua upaya ini akan sia-sia.
Untuk itu, Fahri meminta agar pemerintahan
Presiden Jokowi segera taubat nasuha atas tindakan yang kerap memicu konflik ideologi dan tumbuhnya paham anti Islam serta Islamopobhia.
"Saya memakai terminologi Taubat Nasuha. Belum nampak Taubat Nasuha dari pemerintahan ini atas konflik ideologi yang mereka buat di awal kekuasaan mereka," kata Fahri.
Lantas Fahri bertanya, adilkah kalau menuduh pemerintah berkuasa sebagai pemicu konflik ideologi dan tumbuhnya paham anti Islam dan Islamophobia?
"Tentu adil karena tugas kekuasaan adalah bertanggungjawab atas perkembangan masyarakat. 10 tahun masa SBY tidak pernah begini," tegasnya.
KEYWORD :
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah Presiden Jokowi