Diskusi Media: Praktik Baik Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Jakarta
Jakarta – Hingga mendekati akhir Juli 2018, penerapan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di satuan pendidikan seluruh Indonesia sudah mencapai 85.000 sekolah. Demikian penuturan Staf Ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Bidang Pendidikan Karakter Arie Budiman.
“Sudah mencapai 85.000-an. Angka ini adalah capaian sejak 2016 sampai 2018 jadi untuk tingkat SD-SMA, baik pelatihan yang dilakukan secara langsung maupun imbas dari sekolah rujukan,” kata Arie saat membuka `Dialog Media: Praktik Baik Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter`, di Jakarta, pada Senin (23/7).
Selanjutnya, Arie mengatakan jumlah tersebut akan ditingkatkan, seiring dengan pendampingan kepada sekolah-sekolah, juga bimbingan teknis dan pelatihan. Ditargetkan, pada akhir 2018 akan ada 128.342 sekolah yang menerapkan PPK, dan 216.995 pada akhir 2019.
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017, PPK merupakan gerakan pendidikan yang berada di bawah tanggung jawab satuan pendidikan, untuk memperkuat karakter siswa didik, melalui harmonisasi hati, rasa, pikir, dan raga.
Perpres ini juga menuntut satuan pendidikan mengimplementasikan PPK lewat kegiatan ekstrakurikuler, intrakurikuler, dan kokurikuler, dan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan formal.
Terkait hal ini, Kepala Sekolah SDN 3 Kota Serang Ratu menyebut praktik PPK di satuan pendidikannya sudah berjalan baik. Setiap pagi saat masuk di gerbang di sekolah, para siswa didik dibiasakan bersalaman dengan para guru dan kepala sekolah. Kegiatan penanaman PPK berlanjut hingga masuk ke dalam kelas.
“Setelah bel berbunyi, anak-anak menuju kelas didampingi guru masing-masing. Berbaris. Sebelum masuk kelas anak baca buku 15 menit, kami sediakan pojok baca,” tutur Hujaemah dalam dialog tersebut.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMPN 3 Malang Tutut Sri Wahyuni. Di satuan pendidikannya, untuk menanamkan nilai relijius siswa dibiasakan melakukan doa bersama sejak pukul 6.30 pagi hingga 7.00. Dan masing-masing penganut agama, mendapatkan tempat khusus untuk berdoa.
“Islam di halaman di lapangan sekolah. Di situ ada kultum masing-masing anak memberikan kultum. Kristen dan katolik juga memberikan renunganya. Hindu juga diberikan tempat sendiri,” ujar Tutut.
Sementara Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (Paska) Hendarman menerangkan, praktik PPK di sekolah merupakan jembatan bagi pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat bahwa ketiga unsur tersebut berkontribusi dalam membentuk karakter siswa.
“Kadang mereka lupa mereka punya kewajiban bersama demi menghasilkan generasi emas 2045,” kata Hendarman.
KEYWORD :Pendidikan Karakter Kemdikbud