Direktur Central Intelligence Agency (CIA), Mike Pompeo (Foto: via Financial Tribune)
Tehran - John Limbert, mantan asisten menteri luar negeri untuk Iran, mengatakan, pidato Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menunjukkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump tidak memiliki pengetahuan tentang sejarah.
"Pidato Pompeo menunjukkan era Trump tidak memiliki pengetahuan atau minat dalam sejarah," kata Limbert dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh LobeLog pada Selasa (24/7) kemarin.Dalam sebuah pidato di Perpustakaan Kepresidenan Ronald Reagan pada Minggu, Pompeo membuat pernyataan keras terhadap Iran, disamping itu ia menuduh negara Para Mullah menyebarkan kekerasan di seluruh Timur Tengah.
"Seperti yang biasa saya ceritakan kepada murid-murid saya, `Kalian yang melupakan sejarah dikecam untuk mengulang tahun kedua.` Kelompok ini tampaknya selalu siap untuk mengulang setidaknya tahun kedua."
Ia juga mengatakan bahwa pemerintahan Trump tidak memiliki pesan yang koheren di Iran.
"Di satu sisi, Pompeo mengatakan, warga di Iran harus memiliki kebebasan yang sama yang dinikmati oleh orang Iran-Amerika. Di sisi lain, Presiden Trump, dalam tweet tengah malamnya, mengancam untuk memusnahkan jutaan dari mereka," kata mantan diplomat itu.
Limbert, mantan sandera di Iran, mengatakan Trump dan timnya ingin memutar kembali apa yang dilakukan Barack Obama terhadap Iran.
"Presiden dan pemerintahannya tetap terobsesi dengan tindakan yang gagal dari pendahulunya. Dalam kasus Iran, pemerintah menolak apa pun yang bahkan mengisyaratkan untuk mencapai tujuan melalui diplomasi."
Limber berkata, "Pompeo, dari pidatonya, jelas kurang peduli tentang hasil daripada tentang mencari `keras` demi dirinya sendiri."
KEYWORD :Iran Amerika Serikat Pompeo