Marlen Sitompul | Kamis, 26/07/2018 15:31 WIB
Menteri Sosial, Idrus Marham
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memeriksa Menteri Sosial Idrus Marham terkait dugaan keterlibatan dalam kasus suap proyek pembangunan PLTU Riau-1.
Idurs mengaku, memenuhi panggilan penyidik
KPK untuk melanjutkan pemeriksaan sebelumnya. Dimana, salah satu yang akan dikonfirmasi penyidik yakni soal pertemuannya dengan kedua tersangka dalam kasus ini yaitu Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eni Maulani Saragih dan Johannes.
"Pokoknya hari ini masih pemeriksaan lanjutan sebagai saksi, meneruskan yang kemarin," kata Idrus, di Gedung
KPK, Jakarta, Kamis (26/7).
Namun, Idrus menolak menjelaskan lebih detail soal dugaan keterlibatannya dalam kasus yang menyeret politikus Partai
Golkar itu. Termasuk, soal pertemuannya dan Dirut PLN Sofyan Basir dengan kedua tersangka tersebut.
"Nanti setelah saya keluar nanti saya akan bisa jelaskan apa apanya," kilah mantan Sekjen
Golkar itu.
Diketahui,
KPK telah menyita CCTV dari sejumlah lokasi, termasuk dari kediaman Dirut PLN Sofyan Basir. Dimana, Idrus dan Sofyan memang beberapa kali melakukan pertemuan dengan kedua tersangka tersebut. Saat itu, Idrus masih menjabat sebagai Sekjen Partai
Golkar.
KPK mengakui tengah menelusuri aliran dana suap proyek pembangunan PLTU Riau-1 ke sejumlah pihak. Termasuk, adanya dugaan aliran suap kepada Idrus dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir.
Dugaan ini mencuat usai penyidik memeriksa Idrus dan Sofyan beberapa waktu lalu. Setelah diperiksa, baik Idrus dan Sofyan mengakui mengenal dekat kedua tersangka.
Dalam perkara ini, Eni ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan Johannes. Eni diduga telah menerima suap sebanyak Rp4,8 miliar dari Johannes agar meloloskan perusahaaannya Blackgold Natural Resources Limited masuk dalam konsorsium penggarap proyek PLTU Riau-1.
Sebelum meloloskan Blackgold sebagai anggota konsorsium, PLN sudah lebih dulu menunjuk anak usahanya yakni PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) untuk mengerjakan proyek PLTU Riau-1 tersebut.
Eni dari balik jeruji besi mengakui adanya peran Sofyan dan Johannes sampai akhirnya PLN yang menguasai 51 persen aset menunjuk langsung Blackgold sebagai mitra kerja anak usahanya yakni PT PJB.
Lembaga Antirasuah memastikan bakal terus mengembangkan kasus suap proyek PLTU Riau-1 ini. Bahkan, usai menggeledah sejumlah lokasi tak menutup kemungkinan adanya tersangka baru dalam kasus tersebut.
KEYWORD :
KPK Suap PLTU Riau Golkar Idrus Marham