Sabtu, 23/11/2024 14:53 WIB

Warganya Ditahan, AS Sanksi Turki

Wakil Presiden AS, Mike Pence memperingatakan, jika Turki tak mengambil tindakan segera untuk membebaskan Andrew Craig Brunson, Amerika Serikat akan memberlakukan sanksi yang signifikan terhadap Turki.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Foto: AP)

Washington - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Turki karena manahan pendeta Amerika atas tuduhan terorisme dan mata-mata.

Wakil Presiden AS, Mike Pence memperingatakan, jika Turki tak mengambil tindakan segera untuk membebaskan Andrew Craig Brunson, Amerika Serikat akan memberlakukan sanksi yang signifikan terhadap Turki.

"Brunson adalah orang yang tidak bersalah, tidak ada bukti yang kredibel terhadapnya," kata Pence, dilansir Al Jazeera, Jumat (27/8).

Menanggapi ancaman itu, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengakatan, "Tidak ada yang mendikte Turki. Kami tidak akan pernah mentoleransi ancaman dari siapa pun."

"Tidak satu pun yang boleh mendikte Turki. Kami tidak akan pernah mentoleransi ancaman dari siapa pun. Aturan hukum adalah untuk semua orang, tanpa pengecualian," Cavusoglu di akun Twitternya pada Kamis malam.

Menurut Anadolu, Brunson yang berusia 50 tahu adalah seorang pendeta dari North Carolina. Ia dibebaskan dari penjara dan menjalani tahanan rumah karena "masalah kesehatan" pada Rabu setelah mendekam dipenjara selama setahun.

Presiden Donald Trump menulis di akun Twitter pada Kamis malam, bahwa AS akan menjatuhkan sanksi besar pada Turki atas penahanan yang terlalu lama terhadap Pendeta Andrew Brunson.

"Ia sangat menderita. Orang yang tidak bersalah ini harus segera dibebaskan!"

Meski begitu, baik Trump maupun Pence tidak menguraikan jenis sanksi yang akan diterapkan Paman Sam.

Jika terbukti bersalah, Brunson menghadapi 15 tahun penjara karena mnelakukan kejahatan atas nama kelompok teror . Pun akan dihukum 20 tahun penjara jika dinyatakan bersalah melakukan mata-mata.

Sebelumnya, Brunson dengan keras membantah tuduhan itu. Ia menolak bukti terhadapnya selama sidang baru-baru ini, menurut Anadolu.

"Saya percaya dan mendukung integritas teritorial Turki. Aku memaafkan mereka yang berbohong dan memberikan kesaksian palsu terhadapku," katanya.

KEYWORD :

Turki Amerika Serikat Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :