Sabtu, 23/11/2024 23:24 WIB

Banjir Bandang di Myanmar Paksa Ribuan Orang Mengungsi

Hujan lebat telah menghantam Karen, negara bagian Mon dan wilayah Bago dalam beberapa hari terakhir, serta tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Banjir di Myanmar (Foto: AFP)

Yangon - Banjir telah memaksa ribuan orang dari rumah mereka di Myanmar tenggar. Demikian keterangan polisi setempat, pada Jumat (27/7), ketika di saat bersamaan pemerintah dan para sukarelawan bergegas menyediakan makanan dan bantuan kepada para korban.

Hujan lebat telah menghantam Karen, negara bagian Mon dan wilayah Bago dalam beberapa hari terakhir, serta tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Fenomena itu menimbulkan kekhawatiran kemungkinan terburuk akan datang.

Foto dan video yang diunggah ke media sosial menunjukkan, penduduk ibukota negara bagian Karen, Hpa, berperahu di jalan-jalan yang telah berubah menjadi sungai. Sementara yang lain dipaksa melarikan diri dengan berjalan kaki dengan air setinggi pinggang.

Dilansir dari AFP, sejumlah hektar sawah di wilayah tersebut terbaring terendam, sementara 11 kamp sementara telah didirikan di sekitar kota.

"Ada lebih dari 6000 orang mengungsi di Hpa-an dan sekitar 4.000 orang di Myawaddy," kata kepala kepolisian Karen State Kyi Linn kepada AFP, merujuk ke kota kedua di perbatasan dengan Thailand.

Seorang pejabat kementerian kesejahteraan sosial sebelumnya mengatakan 16.000 orang telah mengungsi di delapan kota di Negara Bagian Karen. Jumlah korban di Negara Bagian Mon dan Wilayah Bago belum dikonfirmasi.

Media yang dikelola pemerintah melaporkan, pemimpin sipil Aung San Suu Kyi telah mengunjungi Negara Bagian Karen sehari sebelumnya, berbicara dengan para korban, pekerja bantuan dan relawan.

Global New Light Of Myanmar mengatakan, pemerintahnya telah mengucurkan 200 juta kyat (US$140.000) untuk membantu mereka yang mengungsi, dan membangun kembali jembatan yang hancur sebagai prioritas.

"Kami sekarang mengirim makanan kepada korban banjir yang tidak ingin meninggalkan rumah mereka," kata sukarelawan Ni Ni Aung di kota Kyonedoe, menambahkan bahwa mereka tidak akan punya pilihan selain pergi jika hujan memburuk.

Seperti negara tetangganya, Myanmar menghadapi banjir besar setiap tahun, dan ilmuwan iklim pada 2015 bahkan menempatkannya di peringkat teratas daftar global negara yang paling terpukul oleh cuaca ekstrem.

Tiga tahun lalu lebih dari 100 orang tewas akibat banjir, yang juga menelantarkan ratusan ribu orang di seluruh negeri. Sekitar 138.000 orang tewas pada tahun 2008 ketika Topan Nargis menyerang pantai Myanmar.

KEYWORD :

Myanmar Hujan Banjir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :