| Senin, 30/07/2018 05:22 WIB
Jakarta - Delapan orang dikonfirmasi tewas sementara 123 lainnya hilang setelah sebuah bendungan runtuh, memicu banjir bandang di Laos selatan, Sabtu (28/07) waktu setempat.
Khamlieng Outhakaisone, Wakil Direktur Jenderal Departemen Staf Umum ( GSD) dari Tentara Rakyat
Laos, dan juga komandan operasi penyelamatan mengatakan bahwa pasukan penyelamat menemukan korban meningkat menjadi delapan, di antaranya empat adalah anak-anak.
Khamlieng mengatakan pasukan penyelamat telah menyelamatkan 7.324 orang dari daerah yang dilanda bencana, 3.731 dari mereka kini tinggal di tempat penampungan di Distrik Sanamxay, Provinsi Attapeu, 1.407 tinggal di dua tempat penampungan lain di luar Sanamxay dan sisanya tinggal di beberapa desa.
"Partai Revolusioner Rakyat
Laos dan pemerintah
Laos sangat mementingkan upaya penyelamatan, dan operasi penyelamatan telah didukung oleh berbagai organisasi pemerintah dan tim penyelamat, baik dari
Laos dan negara lain," katanya dilansir Xinhua.
Menurut dia, dari Senin hingga Selasa, banjir menyebar dengan cepat dan luas dan menyapu beberapa penduduk desa yang sangat jauh.
Banjir juga dengan cepat menghantam hutan, sehingga sangat sulit untuk penyelamatan di awal dan sekarang lumpur menutupi daerah bencana setelah banjir mereda, menjadi hambatan baru untuk penyelamatan.
Komandan kerja penyelamatan mengatakan tentara
Laos mengirim dua pesawat, tiga helikopter, 10 perahu dan dinghies untuk penyelamatan bersama dengan kendaraan lain dari pasukan penyelamat lainnya.
"Mereka akan menurunkan sekitar 100 personel ke lima desa yang paling parah terkena untuk mencari mereka yang masih hilang," lanjutnya.
Runtuhnya bendungan pelana di bawah konstruksi proyek hidropower Xepian-Xe Nam Noy pada Senin melepaskan sekitar 5 miliar meter kubik air untuk menghantam beberapa desa di distrik Sanamxay.
Dikonstruksi oleh Xe Pian-Xe Namnoy Power Company, perusahaan patungan dari perusahaan Korea Selatan, Thailand, dan
Laos, proyek pembangkit listrik tenaga air diperkirakan menelan biaya 1,02 miliar dolar AS, dan memiliki pembangkit listrik tahunan sekitar 1,860 GWh.
Studi kelayakan untuk proyek hidroelektrik selesai pada November 2008. Pembangunan proyek dimulai pada Februari 2013 dan operasi komersial diharapkan akan dimulai pada 2018.
KEYWORD :
Laos Banjir Bandang Bencana Alam