Minggu, 24/11/2024 02:48 WIB

AS Beri Sanksi Baru untuk Turki

Bendera kebangsaan Turki bersanding bendera kebangsaan Amerika Serikat (R) (Foto:Aliliance/AA/C. Ozdel)

Jakarta - Departemen Keuangan Amerika Serikat mengumumkan sanksi terhadap pemerintah Turki sebagai tanggapan atas penahanan seorang menteri Amerika di sana.

Menteri, Andrew Brunson, ditahan pada Oktober 2016 lalu dan dituduh memata-matai serta berpartisipasi dalam kudeta militer yang gagal terhadap pemerintah Turki.

Sementara negosiasi untuk pembebasannya sedang berlangsung, Presiden Donald Trump lewat twitt di akun twitternya berjanji akan memberi sanksi besar jika Turki tak memenuhi permintaan AS.

"Brunson adalah seorang Kristen yang agung, pria keluarga dan manusia yang luar biasa. Dia sangat menderita," tulis Trump dilansir UPI.

"Orang yang tidak bersalah ini harus segera dibebaskan!"

Danksi Departemen Keuangan , yang disebut "paket penunjukan," termasuk memberi sanksi kepada menteri kehakiman Turki dan menteri dalam negeri.

Sanksi lebih lanjut dapat serupa dengan hukuman Amerika Serikat yang dikenakan pada pemerintah Rusia dan rekan dekat Presiden Vladimir Putin.

Sanksi tersebut sedang dipersiapkan berdasarkan Global Magnitsky Act of 2016, yang memungkinkan pemerintah AS untuk menargetkan individu, perusahaan atau entitas lain yang terlibat dalam korupsi atau pelanggaran hak asasi manusia.

Mereka memungkinkan penyitaan aset, larangan perjalanan di Amerika Serikat dan embargo pada bisnis dengan entitas AS.

Lira, mata uang Turki, jatuh ke rekor terendah di tengah tanda-tanda kemungkinan sanksi. Bursa saham Borsa Istanbul telah kehilangan 36 persen dari nilainya tahun ini, penurunan kedua setelah Venezuela.

Brunson termasuk di antara beberapa warga AS dan pegawai Turki kedutaan AS yang ditangkap.

Departemen Luar Negeri mengatakan mereka ditahan sebagai sandera untuk tujuan mengekstraksi konsesi pada titik-titik pertikaian lainnya dalam hubungan Turki-AS.

Seorang juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Tukey akan membalas sanksi baru tersebut.

Turki dan Amerika Serikat adalah sekutu NATO, dan Kongres sedang mempertimbangkan untuk membatalkan transfer dua jet tempur F-35 ke Turki.

Pesawat-pesawat itu adalah pesawat pertama dari 100 pesawat F-35 yang direncanakan Turki.

Turki juga bekerja untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia, sebuah rencana yang membuat marah para anggota parlemen AS dan para pejabat pertahanan.

KEYWORD :

AS Turki Amerika Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :