Sundari | Minggu, 05/08/2018 13:37 WIB
Aksi pelajar di Bangladesh (Foto: Al Jazeera)
Dhaka – Masa pendukung pemerintah menyerang puluhan pelajar yang sedang berdemonstrasi menuntut perbaikan sistem keamanan transportasi di ibukota Bangladesh.
Surat kabar Daily Star melaporkan bahwa para siswa diserang di kota Jhigatola di Dhaka saat melakukan protes terhadap pemerintah setelah sebelumnya dua siswa tewas tertabrak bis yang melaju kencang.
Protes dimulai dengan sekelompok kecil mahasiswa di Dhaka dan kemudian menyebar ke seluruh negeri.
Sekelompok mahasiswa pro-pemerintah menyerang para demonstran dengan tongkat, tongkat, batu, dan pistol, kata laporan itu.
Laporan itu mengklaim bahwa setidaknya 150 orang - termasuk pelajar, pejalan kaki, wartawan dan aktivis partai yang berkuasa - terluka dalam kerusuhan.
Meskipun pernyataan resmi dari pemerintah tentang situasi itu tidak memadai, menteri dalam negeri mengatakan bahwa situasi akan terkendali dalam satu atau dua hari.
Siswa berseragam sekolah terlihat menghentikan pengemudi dan meminta SIM mereka, dan menahan para sopir yang tidak bisa menunjukkannya. Beberapa polisi dan sopir untuk pejabat pemerintah juga tidak dapat menunjukkan surat izin mengemudi.
Pemerintah meminta para siswa untuk kembali ke kelas, tetapi para siswa menolak, menuntut sistem transportasi yang aman dan lisensi yang lebih ketat.
Mereka juga menuduh Menteri Perhubungan Shahjahan Khan, yang juga presiden eksekutif Federasi Pekerja
Transportasi Jalan
Bangladesh, bertanggung jawab atas meningkatnya kecelakaan lalu lintas.
Khan, pendukung pengemudi bus, dilaporkan telah memblokir peraturan yang mengharuskan pengemudi memiliki surat izin mengemudi resmi.
Dalam demonstrasi tersebut para pelajar telah merusak beberapa bus, menyebabkan para pemilik bus menghentikan layanan, sehingga sistem transportasi lumpuh.
Pemerintah telah mengerahkan ratusan anggota Penjaga Perbatasan Paramiliter
Bangladesh (BGB) ke Jigatola untuk mengendalikan situasi. (AA)
KEYWORD :
Bangladesh Pelajar Demontrasi Transportasi
