Marlen Sitompul | Senin, 06/08/2018 16:58 WIB
Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah
Jakarta - Pemerintah pusat diharapkan mengambil bagian lebih aktif dalam penanganan gempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8) malam. Hingga saat ini, 91 orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.
Wakil Ketua DPR,
Fahri Hamzah meminta, agar pemerintah pusat mengusulkan gempa yang terjadi di Lombok sebagai bencana nasional. Mengingat, ribuan rumah dan ratusan warga yang menjadi korban membutuhkan bantuan yang cukup masif dari pemerintah.
"Karena gelombang kedua ini jauh lebih masif, kami juga berharap agar pemerintah mengusulkan ini sebagai bencana nasional, sehingga penanganannya itu konprehensif dan terpadu," kata Fahri, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (6/8).
Akibat gempa yang berkepanjangan, kata Fahri, masyarakat di NTB butuh bantuan lebih besar dari pemerintah. Menurutnya, pemerintyah pusat perlu memperpanjang masa penanganan bencana tersebut.
"Karena memang kita tahu situasi kita di lapangan menunjukkan kerusakan akibat gempa ini jauh lebih masif," kata politikus asal NTB itu.
Selain dukungan dari pemerintah, Fahri juga mengajak, seluruh masyarakat sipil dan seluruh komponen bangsa Indonesia baik di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri untuk turut serta mengulurkan tangan kepada para korban gempa di Lombok.
"Karena Pulau Lombok baru saja diumumkan sebagai Pulau tujuan wisata secara internasional, tetapi kemudian kita menghadapi gempa ini, mudah-mudahan kita bisa melanjutkan pembangunan," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok terus bertambah. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban tewas sudah mencapai 91 orang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan laporan hingga pagi hari tadi, setidaknya ada 91 orang tewas, 209 orang mengalami luka-luka, dan ribuan rumah rusak.
"Dari 91 orang meninggal dunia, semua adalah Warga Negara Indonesia," kata Sutopo, Jakarta, Senin (6/9).
Menurutnya, daerah terparah akibat guncangan gempa berada di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. Sebagian besar korban tewas disebabkan akibat tertimpa bangunan yang roboh.
"Basarnas telah mengevakuasi hampir 200 wisatawan dari tiga pulau di NTB di kawasan wisata di Pulau Lombok," terangnya.
Diketahui, gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Lombok, NTB, Minggu (5/8) malam. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengaktifkan peringatan akan terjadinya gelombang tsunami. Namun, dalam kurun waktu satu jam peringatan itu dicabut.
KEYWORD :
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah Gempa Lombok