Sabtu, 21/12/2024 20:44 WIB

Habis Mesra, Demokrat dan Gerindra Perang Dingin

Belum genap sebulan dalam kemesraan untuk menjajaki koalisi, Partai Gerindra dan Partai Demokrat sedang dilanda perang dingin. Kedua elite partai tersebut saling serang pimpinan partai.

Ketum Partai Demokrat SBY, Ketum Gerindra Prabowo, dan AHY (Foto:ist)

Jakarta - Belum genap sebulan dalam kemesraan untuk menjajaki koalisi, Partai Gerindra dan Partai Demokrat sedang dilanda perang dingin. Kedua elite partai tersebut saling serang pimpinan partai.

Bermula, politikus Partai Demokrat Andi Arief menyebut, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus. Dimana, Prabowo dinilai lebih mementingan mahar politik ketimbang kepentingan bangsa dan negara.

"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghatgai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus," kata Andi, melalui akun twitternya di @AndiArief__, Rabu (8/8).

Andi mengaku, sejak dulu ragu dengan gelegar suara Prabowo dengan mentalnya. "Sejak dulu saya ragu apakah gelegar suaranya sama dengan mentalnya. Dia bukan strong leader, dia chicken," katanya.

Tidak terima dengan pernyataan Andi Arief, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Pouyono geram dengan kicauan Andi yang menyebut Prabowo Subianto sebagai Jenderal Kardus.

Lantas, Arief balik menyerang Andi dengan menyebut SBY sang Ketum Partai Demokrat yang kerap menerima mahar politik. Dia balik menyerang SBY.

"Gini lho kalau Jenderal kardus itu Jenderal yang mimpin partai politik sering terima kardus. Kalau Prabowo itu Jenderal yang suka keluar duit," kata Arief, melalui pesan singkatnya, Jakarta, Rabu (8/8).

Kata Arief, hal itu dapat dibuktikan ketika sejumlah kader Demokrat yang terseret kasus tindak kejahatan korupsi.

"Contohnya kan banyak antek-anteknya Demokrat yang jadi kader-kadernya Demokrat yang jadi koruptor, berkardus kardus duit dirampok gitu sama kadernya dan dipenjara sama KPK. Nah itu baru Jenderal kardus," tegasnya.

Ia membantah, jika Prabowo lebih memilih mahar politik ketimbang kepentingan bangsa dan negara. Hal itu menanggapi tudingan terkait dugaan pemberian uang oleh Sandiaga Uno kepada PAN dan PKS masing-masing Rp 500 miliar untuk kontestasi Pilpres 2019.

"Itu salah, tidak ada mahar. Inget tidak dulu kenapa Anies sama Sandi, kan PKS bukan kadernya kan Anies, tapi di approve kan. PKS itu partai yang tidak pernah terima mahar, salah," tegasnya.

KEYWORD :

Pilpres 2019 Partai Demokrat Gerindra SBY Prabowo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :