Telur ayam (Foto: Ig Kemendag)
Jakarta - Kepala Pusat data dan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan), Ketut Kariyasa mengatakan, ekspor telur unggas naik dari hanya 13 ton 2015, menjadi 386 ton 2017.
Ketut Kariyasa mengatakan, laporan itu berdasarkan hasil yang dirilis Badan Pusat Statisik (BPS). Disebutkan beberapa negara tujuan ekspor, meliputi Myanmar, Papua Nugini, Vietnam, dan Malaysia.
"Dengan demikian, pertumbuhan ekspor 2017 terhadap 2015 sebesar 2.824 Persen dan pertumbuhan ekspor 2017 terhadap tahun sebelumnya mencapai 27 persen," kata Ketut Kariyasa di Jakarta, Kamis (9/8) kemarin.
Ketut Kariyasa menekankan pertumbuhan ekspor tersebut patut dibanggakan dan dicatat sebagai sejarah baru kebangkitan dunia usaha telur Indonesia. Pasalnya, di tahun 2013 Indonesia sama sekali tidak melakukan ekspor dan di tahun 2014, Indonesia hanya mampu mengekspor telur sebanyak 1 ton.
"Ini membuktikan Indonesia berhasil mengembangkan usaha telur unggas dan bisa ikut bersaing dengan negara lain dalam mengembangkan telur yang berkualitas premium dan sesuai dengan persyaratan internasional," tegasnya.
Selain komoditas telur, Sebut Ketut Kariyasa, ekspor daging ayam pun mengalami peningkatkan drastis. Terlihat dari data BPS, ekspor daging tahun 2013 hanya 1 ton, 2014 Indonesia tidak melakukan ekspor, 2015 sebesar 4 ton, 2016 sebesar 16 ton dan ekspor daging ayam 2017 naik tajam yakni 312 ton.
"Artinya, pertumbuhan ekspor daing ayam 2017 terhadap 2016 mencapai 1.834 persen. Di tahun 2018 ditargetkan volume ekspor semakin naik dan pasar internasional pun diperluas," sebutnya.
"Dengan begitu, di tahun 2018 ekspor produk peternakan Indonesia dipastikan mampu menembus pasar-pasar negara yang tergabung dalam MEA. Ekspor tersebut merupakan implementasi upaya Kementan meningkatkan perekonomian negara melalui penerimaan devisa," tuturnya.
KEYWORD :Kementan telur ayam BPS Ketut Kariyasa