serpihan bangunan akibat gempa bumi
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan bahwa kerugian finansial yang disebabkan oleh gempa berkekuatan 7,0 minggu lalu di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali telah mencapai Rp 2 triliun (US $ 138,4 juta).
Menurut juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, infrastruktur yang rusak terdiri dari 67.875 rumah, 468 sekolah, enam jembatan, tiga rumah sakit, 10 pusat kesehatan, 15 masjid, 50 mushola dan 20 gedung kantor.
"BNPB masih memperkirakan kerugian ekonomi," kata Supono dalam siaran persnya, Sabtu (11/08).
Supono menambahkan bahwa hampir 75 persen dari daerah pemukiman di Kabupaten Lombok Utara telah hancur karena merupakan wilayah terparah.
“Menurut citra satelit, bangunan di Kabupaten Lombok Utara mengalami kerusakan besar. Kami masih mengumpulkan lebih banyak informasi, ”katanya.
“Kabupaten ini mengalami kerusakan terparah karena dekat dengan pusat gempa, terletak 18 kilometer barat daya Lombok Timur,” tambahnya.
Pada Sabtu pagi, 387 orang telah dikonfirmasi tewas, 334 di antaranya berasal dari Lombok Utara. Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenda, selimut, makanan instan, beras, toilet portabel, air minum dan air bersih, pakaian, terpal, penerangan, layanan kesehatan dan penyembuhan trauma.
Gempa Bumi Lombok NTB BNPB