Kementerian Pertanian menargetkan ekspor bawang merah tahun ini meningkat (Foto: Ist)
Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan ekspor bawang merah tahun ini sebanyak 15 ribu ton, atau dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Demikian kata Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, saat melepas ekspor lanjutan bawang merah oleh PT Aman Buana Putera di Kalianak Surabaya. Menurutnya, Kementan akan terus mendorong ekspor bawang merah terutama pada bulan-bulan puncak panen yaitu Juli hingga September.
"Untuk memacu ekspor komoditas pertanian, perlu diperkuat jejaring kerja dan sinergi antara petani, pemerintah dan eksportir," ujar Anton sapaan Prihasto.
"Ekspor bawang merah terus kita dorong karena terbukti memberikan banyak multiplier effect positif, diantaranya petani menjadi lebih semangat menanam, harga terjaga stabil, perbaikan mutu produksi dan sebagainya", ungkap Prihasto.
"Kalau menambah devisa negara itu sudah pasti. Selain pembinaan di lini produksi, kami juga terus dorong realisasi ekspor sesuai target dan komitmen para eksportir," katanya.
Sejak 2016, Pemerintah menyetop total impor bawang merah jenis shallot dan melakukan terobosan gemilang dengan menggenjot ekspor ke beberapa negara tetangga. Sebelumnya tahun 2014, Indonesia masih impor bawang merah hingga 74.903 ton dan 2015 impor menurun drastis menjadi 17.428 ton.
Data BPS menyebutkan 2017, ekspor komoditas hortikultura naik tajam, khususnya untuk komoditas bawang merah yg mencapai 7.750 ton atau naik 93,5 persen dibandingkan 2016 yang hanya 736 ton. Tahun 2018 Kementerian Pertanian mematok target ekspor bawang merah hingga 15 ribu ton.
"Ekspornya secara bertahap ke Singapura, Malaysia Thailand dan Vietnam. Kami sangat mendukung upaya Bapak Mentan Amran Sulaiman meningkatkan ekspor pertanian khususnya bawang merah" jelasnya.
Pihaknya mengaku tidak terlalu sulit mendapat pasokan karena sentra penghasil bawang merah saat ini sudah menyebar di banyak daerah. Suplai bawang merah diperoleh dari para petani di Malang, Bima, Sumbawa dan Probolinggo.
"Pasar luar negeri membutuhkan bawang merah berukuran sedang hingga besar, warna merah cerah, kadar air rendah dan fresh. Varietas lokal yang potensial diekspor adalah Super Phillip atau Biru Lancor," terang Aman.
"Kami berharap dinas pemerintah terus mendampingi petani bawang merah agar menghasilkan produk yang berkualitas ekspor dan ramah lingkungan," pungkasnya.
KEYWORD :Kementan impor bawang merah Prihasto Setyanto Hortikultura