Rukyatul hilal (Foto: Kemenag)
Jakarta – Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1439H di Indonesia dan Arab Saudi pada tahun ini tidak akan serempak seperti biasanya. Pasalnya, pemerintah menetapkan 1 Dzulhijjah bertepatan dengan 13 Agustus 2018, sementara Saudi pada 12 Agustus 2018.
Akibat perbedaan penetapan tersebut, maka Hari Raya Idul Adha di Saudi akan dilaksanakan pada 21 Agustus, sedangkan Indonesia 22 Agustus. Adapun Wukuf di Arafah akan berlangsung pada 20 Agustus.
“Terjadinya perbedaan Idul Adha 1439 H antara Indonesia dan Arab Saudi karena perbedaan mathla` (tempat terbitnya bulan baru atau hilal)," terang Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah A Juraidi di Jakarta, Senin (13/08).
Menurutnya, posisi geografis Indonesia di sebelah timur Arab Saudi. Secara waktu, matahari terbenam lebih dulu di Indonesia.
"Posisi hilal akhir Dzulqa`dah 1439H di Indonesia masih berada di bawah ufuk, sehingga tidak bisa dirukyat (dilihat)," ujar Juraidi.
"Berdasarkan data hisab, posisi hilal akhir Dzulqa`dah 1439H di Indonesia berkisar antara minus 1 derajat 43 menit sampai 0 derajat 14 menit," sambungnya.
Untuk itu, lanjut Juraidi, bulan Dzulqa`dah digenapkan 30 hari sehingga 1 Dzulhijjah bertepatan 13 Agustus 2018.
Lantas, bagaimana posisi hilal saat terbenamnya matahari di Arab Saudi? Juraidi menjelaskan bahwa matahari di Saudi terbenam sekitar empat jam lebih lambat di banding Indonesia.
"Saat matahari terbenam di Saudi, posisi hilal sudah berada di atas ufuk. Berdasarkan data hisab, posisi hilal sekitar 2 derajat 37 menit," tuturnya.
"Hasil sidang di Saudi lalu menetapkan hilal bisa dirukyat sehingga 1 Dzulhijjah bertepatan 12 Agustus 2018," tandasnya.
Kepada umat Islam di Indonesia yang akan menjalankan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah, Juraidi mengimbau agar tidak perlu bimbang untuk melaksanakannya sesuai ketetapan pemerintah Indonesia. Sebab, waktu puasa dan shalat ditetapkan secara lokal berdasakan kondisi negara masing-masing.
KEYWORD :Idul Adha Kementerian Agama Haji