Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Presiden Iran, Hasan Rouhani
Jakarta - Pemimpin tertinggk Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, Iran tidak akan pernah memasuki putaran pembicaraan baru dengan Amerika Serikat mengenai kesepakatan nuklir pada tahun 2015 lantaran Washington dianggap telah melakukan "bullying dan kecurangan" dalam perundingan.
Pernyataan Khamenei datang sebagai tanggapan terhadap sikap AS baru-baru ini untuk renegosiasi tanpa syarat dari perjanjian nuklir internasional Iran 2015 setelah penarikan yang mengejutkan pada bulan Mei.
"Teheran tidak akan lagi duduk di meja perundingan dengan pemerintah AS yang curang", kata situs web resmi Khamenei.
"Selama 40 tahun terakhir, Amerika telah meminta negosiasi untuk beberapa kali, tetapi hanya bertemu dengan jawaban negatif Iran," katanya seperti dikutip oleh Press TV.
"Selama negosiasi, orang Amerika hanya memberikan janji menggunakan kata-kata yang tampaknya meyakinkan, tetapi ingin konsesi nyata dari sisi berlawanan dan tidak menepati janji," tambahnya.
Menurutnya, negosiasi dengan Amerika Serikat pada saat ini pasti akan merugikan Iran dan terlarang.
"Kami hanya dapat memulai negosiasi dengan Amerika Serikat setelah kami mencapai kekuatan ekonomi, politik dan budaya yang ada dalam pikiran kami sehingga tekanan AS dan ancamannya tidak akan dapat mempengaruhi kami," tuturnya.
Sebelumnya pada hari itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga mengatakan proposal baru-baru ini oleh Amerika Serikat untuk bernegosiasi dengan Iran mengenai masalah nuklir Teheran sementara memberlakukan kembali sanksi terhadap negara itu hanyalah propaganda.
"Iran tidak akan pernah mengubah kebijakannya di kawasan di bawah sanksi dan tekanan AS," kata Zarif.
"Iran juga tidak akan pernah mengadakan perundingan tentang program rudalnya, karena rudal kami tidak mengancam siapa pun," tambahnya.
Sehari sebelumnya, Zarif menepis laporan bahwa Iran memiliki rencana untuk berbicara dengan Amerika Serikat di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB mendatang.
Pada Jumat, Majid Takht Ravanchi, wakil menteri luar negeri Iran untuk urusan Eropa dan Amerika, juga mengatakan dia tidak melihat alasan apapun untuk pembicaraan antara Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani pada pertemuan Majelis Umum PBB ke-73 bulan depan.
"Apa harapan yang bisa Anda dapatkan dari seseorang yang menarik diri dari keterlibatan internasional dan sekarang mengatakan mari kita mengadakan pembicaraan," kata Ravanchi.
Presiden AS Trump menarik Washington dari kesepakatan nuklir Iran 2015, juga dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, pada 8 Mei.
Sejak itu, administrasi Trump telah menampar sejumlah sanksi terhadap Iran sementara bersumpah untuk menerapkan lebih banyak lagi.
KEYWORD :Iran AS Trump Nuklir