Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (Foto: Tehra Time)
Tehran - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif Iran tidak akan membatasi pengaruhnya di Timur Tengah (Timteng) meski ada tekanan Amerika Serikat (AS).
"Iran tidak akan mengubah kebijakannya di kawasan itu (Timteng) karena sanksi dan ancaman AS," kata Zarif kepada Al Jazeera dalam wawancara yang dirilis pada Senin, dilansir Tehran Time, Rabu (15/8).
Ia mengatakan, permintaan AS untuk melakukan pembicaraan dengan Iran di bawah ancaman sanksi hanyalah aksi publisitas, bersikeras bahwa Washington harus menghapus sanksi terlebih dahulu.
Pada Mei, Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir 2015. Dan menjatuhkan kembali sanksi terhadap Iran. Sanksi jilid pertama malai berlaku pada Senin, 6 Agustus, kemudian jilid kedua pada 4 November 2018."Iran tidak akan pernah bernegosiasi mengenai program rudalnya karena rudal kami tidak mengancam siapa pun," kata Zarif.
Ia juga mengatakan gagasan untuk membentuk NATO Arab anti-Iran adalah semata-mata khayalan yang tidak berguna dan kebijakan yang usang.
"Arab Saudi memimpin kebijakan `jahat` di Yaman dan negara-negara Barat adalah kaki tangan dalam kejahatan ini karena memasok diam-diam senjata mereka," ungkapnya.
Iran Amerika Serikat Turki Timur Tengah