Sabtu, 23/11/2024 12:35 WIB

Arab Saudi Gunakan Bom AS Bantai Anak-anak Yaman

Senjata yang menewaskan puluhan anak-anak pada 9 Agustus adalah bom MK 82 yang dipandu laser seberat 500 pon (227 kilogram) yang dibuat Lockheed Martin, salah satu kontraktor pertahanan AS teratas.

Ilustras (Foto: Xinhua)

Jakarta - Bom yang digunakan koalisi pimpinan Saudi dalam serangan bus sekolah di Yaman dijual sebagai bagian dari kesepakatan senjata yang disetujui Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dengan Arab Saudi, kata ahli amunisi kepada CNN.

Dibantu jurnalis dan ahli amunisi Yaman setempat, CNN menetapkan, senjata yang menewaskan puluhan anak-anak pada 9 Agustus adalah bom MK 82 yang dipandu laser seberat 500 pon (227 kilogram) yang dibuat Lockheed Martin, salah satu kontraktor pertahanan AS teratas.

Bom itu sangat mirip dengan bom yang meluluhlantakkan di balai pemakaman di Yaman pada Oktober 2016 di mana 155 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Saat itu, Koalisi Saudi menyalahkan "informasi salah", dan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Maret tahun itu, koalisis Arab Saudi melakukan serangan di pasar Yaman . Dilaporkan serangan tersebut menggukan bom MK 84 yang dipandu dengan presisi buatan AS. Pada insiden tersebut 97 orang orang tewas.

Buntut dari serangan aula pemakaman, mantan Presiden AS Barack Obama melarang penjualan teknologi militer berpanduan presisi ke Arab Saudi terkait kekhwatiran isu hak asasi manusia. Tapi kemudian, kebijakan itu dibatalkan oleh Sekretaris Negara Trump saat itu, Rex Tillerson pada Maret 2017.

Ketika koalisi pimpinan Saudi yang didukung AS berebut untuk menyelidiki serangan bus sekolah Yaman, pertanyaan berkembang dari pengamat dan kelompok hak asasi  perihal apakah AS menanggung kesalahan moral apa pun.

Sejauh ini, Gedung Putih belum menyakatan dukungan kepada koalisi yang memerangi pemberontakan pemberontak Houthi di Yaman.

Meski demikian, secara tidak langsung Paman Sam mendukung operasi di wilayah itu melalui miliaran dolar dalam penjualan senjata, pengisian bahan bakar pesawat tempur Saudi dan beberapa pembagian intelijen.

"Saya akan memberi tahu Anda bahwa kami membantu mereka merencanakan apa yang kami sebut, jenis penargetan," kata Menteri Pertahanan AS James Mattis.

"Kami tidak melakukan penargetan dinamis untuk merekam," sambungnya.

KEYWORD :

Arab Saudi Yaman Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :